Laman

sungguh setiap yang berjiwa akan mati....

"Hai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kaali kamu mati melainkan dalam keadaan muslim" begitulah salah satu redaksi ayat yang Allah turunkan dalam Al-Qur'an.(Q.S. 3:102)
saat memahami ayat itu, tersirat jelas bahwa orang yang mati dalam keadaan muslim adalah orang yang matinya husnulkhotimah, artinya dia berakhir pada tempat yang diridoi Allah , yaitu surga. Begitupun sebaliknya, su'ulkhatimah bagi orang yang mati dalam keaadan bukan muslim.
nah sekarang kita hadapkan dengan 2 kondisi. 
kondisi pertama, seseorang yang sejak kecil hingga dewasa selalu rajin dan taat beribadah, namun saat kematian datang, ia sedang berbuat maksiat, kemanakah tempat kembalinya?
kondisi kedua, seseorang yang dahulunya preman, namun diusia sebelum kematiannya, ia bertobat da menjadi muslim yang taaat, surga atau neraka kah ia?

begitulah maksud ayat d atas..
bahwa percuma jika selama idup beriman, tapi ketika kematian datang, sedang ia tidak dalam keadaan muslim, maka Allah menganggap ia ahli neraka.
disini artinya, Allah sangat menilai yang namanya ending..
jika awal dan proses baik, tapi endingnya buruk, maka Allah akan menilainya buruk

namun disisi lain kita sering mendengar bahwa "Allah menilai kita dari prosesnya". itu pun benar..
jadi yang saya pahami, karena Allah menentukan kita husnulkhotimah atau su'ulkhotimah itu dari kondisi terakhir kita mati, maka setiap langkah yang kita jalani harusdiyakini bahwa itu adalah amalan terakhir yang bisa kita perbuat, karena kita tidak tahu kapankah kematian kita datang. 
jadi di setaip langkah, kita menjadi lebih berhati", karen entah kapan ending dari hidup kita..

"carilah karunia Allah seolah kamu akan hidup selamanya di dunia, dan beribadahlah kepadaNya seolah itu merupakan kesempatan terakhir bagimu.."

wallahu'alam.