Laman

Setiap diri adalah Pemimpin

Pemimpin tidak dilahirkan dengan ketidaksengajaan. Setiap pemimpin hebat pasti memliki sejarah yang luar biasa. Benar-benar di luar kebiasaan orang pada umunya. Itu yang membedakan antara pribadi yang hebat dan biasa saja. Kita melihat berbagai pemimpin di dunia ini dengan berbagai prestasi dan latar belakangnya. Mereka tidak memilih untuk hidup yang biasa dengan pemikiran biasa dan langkah biasa. Tapi mereka berpikir beda, bergerak berbeda bahkan jauh berlari ketika orang lain berbaring. 
Pada dasarnya setiap manusia yang lahir ke dunia ini Allah ciptakan menjadi seorang pemimpin. Artinya itu sudah menjadi ketetapan bagi setiap individu untuk menjadi pemimpin. Ketika kita hanya melalui hidup ini dengan lalu berlalu begitu saja, apa bedanya  dengan air yang mengalir. Bahkan binatang pun hidup mencari kerja untuk bertahan hidup, lalu bedanya apa.
Ini menandakan bahwa sebenarnya Allah menginginkan setiap diri kita menjadi pemimpin yang benar-benar pemimpin. Pemimpin adalah dia yang memiliki arah yang jelas, langkah yang tegas, pergerakan yang terencana, dan tujuan yang mantap.
Pada prinsipnya setiap orang memiliki modal dasar yang sama. Kita bahkan hanya memandang ini terlalu sempit. Kita hanya melihat masing-masing dari kita yang berbeda secara materi atau keadaan. Kita selalu berkutat pada kehidupan kematerian, atau materialisme. Ini yang membuat kita kehilangan arah. Sebenarnya semua diri kita memliki modal dasar penglihatan, pendengaran dan hati yang sama-sama dahsyat. Perbedaannya antara orang yang sukses dan tidak adalah penggunaannya. Tidak sedikit orang-orang yang sekarang sukses memiliki sejarah hidup dengan penderitaan. Tak sedikit juga orang hebat dengan keterbatasan fisiknya.
Perbedaannya adalah bagaimana potensi penglihatan, pendengaran dan hati kita, dipergunakan sebaik mungkin, sebenar mungkin. Penglihatan yang bukan hanya berarti mata secara fisik. Tapi potensi penglihatan memiliki makna yang lebih luas dan dalam. Tak sedikit orang tuna netra yang sukses dengan prestasinya. Artinya, mereka melihat apa yang kita kadang mengabaikannya. Seharusnya kita melihat lebih jauh kedepan. Melihat bukan hanya apa yang nampak. Tapi lihat lah apa yang tak nampak sekarang. Maksudnya adalah lihatlah akan menjadi seperti apa kita di masa depan. Ingin menjadi bagaimanakah kita di masa yang akan datang. Hal itu lah yang menjadi cambukan motivasi bagi yang menyadarinya. Bahwa hidup bukan hanya seumur jagung. Bahwa kita akan menempuh berpuluh tahun kedepan. Bahkan lebih jauh lagi hidup yang kekal abadi di akhirat nanti. Maka persiapkanlah apapun yang bisa menyelamatkan dan menbahagiakan kita di masa itu. Berpikirlah, renungkanlah bahwa kita hanya sebagai seorang pengelana yang singgah di bawah pohon kurma, lalu seketika pergi lagi ke perjalanan yang tak berujung. Yaitu kehidupan akhirat yang kekal abadi. Maka persiapkanlah dengan sebaik baiknya. Bukan hanya melihat, dan berpikir untuk hidup yang sementara di dunia ini saja. Tapi berpikirlah dan persiapkanlah untuk kehidupan setelah mati kita. Kalau kita mengabaikannya, maka kecelakaanlah yang akan kita hadapi nanti.

jadilah pemimpin yang sukses dunia akhirat. Bahagia dunia dan akhirat. Beribadahlah kamu seakan kamu akan mati besok dan carilah rezeki di dunia ini seolah kamu akan hidup selamanya.