Laman

*Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Umar bin Khottob rodiyallohu anhu*

FAssalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh...

Smoga ALLOH subhanahu wa ta'ala snantiasa memberi tuntunannya, sehingga kita selalu berada dalam ridho Nya di Dunia sampai pada ridho-Nya di Akhirat.

Saat ini...
*Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Umar bin Khottob rodiyallohu anhu*

Setelah masuk Dien Islam, Umar bin khottob banyak memiliki sifat-sifat yang sangat luar biasa yang membuat amanahnya sukses luar biasa..
Sifat dan kepribadian yang patut kita contoh jika Ingin sukses dalam melaksanakan amanahnya.

*_Sifat Sifat yang Patut dicontoh itu adalah:_*

*1. Pemberani*
Sifat pemberani adalah sifat dasar yang dimiliki Umar bin Khottob sebelum masuk Dien  Islam.
Maka ketika beliau masuk Dien Islam sifat pemberani ini beliau arahkan dalam membela da`wah Rosululloh saw. Orang yang berani terang-terangan melakukan hijrah ke kota Madinah adalah Umar bin Khattab.

Beliau malah menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataan:
_`Siapa yang ingin istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk hijrah"_ dan tidak ada orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin khottob melaksanakan hijrah.

*2. Sederhana*
Umar bin khottob adalah pribadi yang sederhana ketika telah masuk Dien Islam.
Hal ini bisa dibuktikan ketika beliau menjabat sebagai khalifah.
Umar tidak pernah tinggal di sebuah istana, tapi beliau tinggal di sebuah bangunan sederhana dekat mesjid, dan lebih sering berada di Masjid untuk menjalankan amanahnya.

Sikap tawadhu nya tampak ketika ia datang ke daerah taklukan, untuk serah terima kunci penguasa kota Roma, ia berjalan dengan memakai pakaian yang sederhana, diiringi oleh Patrik Yerusalem, Sophronius yang berpakaian mewah.

*3. Adil*
Umar bin khottob juga dikenal sebagai pemimpin yang adil.
Hal ini dirasakan oleh seorang kakek Yahudi, yang rumahnya berda di dekat mesjid.
Pada saat itu Gubernur Mesir `Amr bin `Ash akan melakukan pelebaran Mesjid, dan rumah orang Yahudi tersebut harus dibongkar.
Dengan kebijakan
ganti rugi `Amr bin `Ash merayu orang yahudi tersebut untuk pindah, namun dia enggan.
Namun `Amr bin `Ash bersikeras untuk membongkar rumah tersebut.
Maka orang Yahudi tersebut mendatangi Khalifah Umar dan menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya.

Maka Umar mengambil sebuah tulang dan membuat garis dengan pedang di atas tulang tersebut dan menyuruh orang Yahudi tersebut untuk membawa dan menyerahkannya kepada `Amr bin `Ash.
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut pulang ke Mesir dan menghadap kepada `Amr bin `Ash sambil menyerahkan tulang yang diberikan oleh Umar bin Khattab.
Ketika `Amr bin `Ash menerima tulang tersebut pucatlah wajah beliau dan menyuruh para pengawalnya untuk menghentikan pembongkaran.
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut bertanya kepada `Amr bin `Ash tentang apa yang terjadi.

Maka `Amr menjawab: _bahwa Umar telah mengingatkan aku sebagai seorang pemimpin yang harus berlaku adil terhadap rakyatnya._
Maka kagumlah orang Yahudi tersebut maka ia masuk Islam dan merelaka rumahnya untuk dibongkar.

*4. Tegas*
Salah satu bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar merasa takut kalaulah umat Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin pasukannya meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran; dan hal itu diterima dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid.

*5. Loyalitas Tinggi*
Umar bin khottob adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap ALLOH SWT, Rosululloh saw.
Kecintaannya itu beliau buktikan dengan menginfakkan setengah harta beliau untuk da`wah Rosululloh saw demi tegaknya Dien Islam.
Dan yang paling mengharukan rasa cinta beliau adalah bagaimana ia tidak menerima kematian Rosululloh saw; sampai mengancam orang yang berkata Rosululloh telah meninggal maka ia akan menemui ajalnya.
Hal ini sampai ke telinga Abu Bakar, maka beliau berkata:
_`Barang siapa yang menyembah Muhammad, sungguh dia telah meninggal; tapi barang siapa yang  menyembah Alloh SWT, maka Dia itu hidup selamanya takkan pernah mati"._

Kemudian beliau membaca surat Ali-Imran ayat 144.

_"Dan Muhammad hanyalah seorang rosul; sebelumnya telah berlalu beberapa rosul._
_Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?_
_Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan ALLOH sedikit pun._
_ALLOH akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur."_
Q.S. Ali 'Imran (3)/144

Mendengar itu Umar bin khottob tersadar dan menitikkan air mata pertanda kesedihannya.

*6. Tanggung Jawab*
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Hal ini dibuktikan ketika beliau selalu berpatroli mengontrol rakyatnya sambil memikul keperluan rakyatnya.

Pernah suatu waktu beliau melihat seorang ibu yang sedang membohongi anaknya yang kelaparan pura-pura menanak beras, padahal batu yang ada dalam wadah tersebut.
Melihat hal tersebut Umar mengambil gandum dan beliau pikul sendiri.
Ketika pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar berkata:
_`Apakah kamu akan menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan membiarkannya kelaparan?_

*7. Hati hati Dan waspada*
Bila orang lain yang saat itu menjadi khalifah, kemungkinan besar ia akan menyerahkan semua urusan amanah kepada ahlinya bgitu saja.
Namun Umar ra tidak demikian.
Selain memberi kebebasan bagi para panglima dan aparatnya untuk bertindak tapi benar, ia juga ikut memikul tanggung jawab sampai ke hal-hal kecil.

Dengan penuh kesadaran dan sangat berhati-hati,
Umar bin khottob membiarkan sistem organisasi tumbuh dengan sendirinya dalam panduan Al-Qur'an dan Sunnah Rosululloh Saw.
Umar juga membebaskan orang-orang murtad yang tertawan di masa Abu Bakar Sidiq, asalkan mereka bertobat.
Maka semua orang merasa dimaafkan dan diberi kesempatan baru untuk berprestasi di hadapan ALLOH SWT.

*8. Perhatian Terhadap Pendidikan Islam*
Umar bin khottob juga membiarkan setiap suku menikmati kebiasaan dan adatnya masing-masing asalkan tidak melampaui kepentingan Dien Islam.
Yang dilakukan Umar bin khottob kepada suku-suku pedalaman adalah mengirimkan para pengajar untuk memperdalam nilai nilai Islam.

*9. Selalu Musyawarah*
Salah satu hal lain yang membuat da'wah berkembang sukses di masa Umar bin khottob adalah berlakunya sistem musyawarah.

Umar sendiri berkata, _"Kaum Muslimin berhak mengadakan musyawarah diantara sesama mereka._
_Saya sendiri tak lebih hanya seorang dari kalian"_

Setiap diri memikul amanah...
Setiap amanah akan diminta pertanggung-jawabannya kelak di Yaumil Akhir...

Amahah terkadang menyenangkan...
Lebih banyaknya, menyusahkan...

Umar bin Khottob sosok pribadi yang tidak terbuai oleh hal yang menyenangkan..
Tetapi juga Umar bin khottob tidak lari meninggalkan amanah tugas yang menyusahkannya...

Amanah itu bisa menghantarkan ke Surga, jika dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh tanggung Jawab.

Sebaliknya...

Amanah itu bisa menghantarkan ke Neraka, jika disikapi seperti barang mainan,  dilaksanakan tidak sebaik baiknya dan tidak dengan penuh tanggung Jawab.

Umar bin khottob adalah pribadi Agung dan Mulia yang patut kita contoh bagaimana sharusnya menerima dan menunaikan amanah...

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya..

Wassalam
Abdillah

Al Haliim

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh

Hari ke 7
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH senantiasa memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan printah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal soleh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Nama ALLOH yang ke 32

Al Haliim
Yang Maha penyantun...

ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ  يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ  وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

_“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima)._
_ALLOH Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”_
QS. Al-Baqarah (2)/263

Sifat penyantun yang sempurna, yang mencakup orang kafir, dzolim, munafik, dan yang suka melakukan maksiat.
Dimana ALLOH SWT memberi mereka tempo dan tidak segera menghukum mereka, dengan harapan mereka akan bertaubat.
Bila ALLOH SWT berkehendak niscaya ALLOH SWT akan segera menghukum mereka dengan sebab dosa-dosa mereka selepas dilakukan oleh mereka.
Karena, dosa-dosa itu mengharuskan adanya akibat berupa hukuman yang segera dan bermacam-macam.
Akan tetapi kesantunan ALLOH SWT itulah yang membuat-Nya memberikan tangguh kepada mereka.

Sebagaimana firman-Nya:

وَلَوْ يُـؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوْا مَا تَرَكَ عَلٰى ظَهْرِهَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ وَّلٰـكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ  فَاِذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِعِبَادِهٖ بَصِيْرًا

_“Dan kalau sekiranya ALLOH menyiksa manusia disebabkan usahanya niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi satu mahluk melata pun._
_Akan tetapi ALLOH menangguhkan (penyiksaan) mereka sampai waktu yang tertentu._
_Maka apabila datang ajal mereka, sesungguhnya ALLOH adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”_ QS. Fathir (35)/45

Dia menahan hukuman-Nya untuk segera ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat dosa, maka ALLOH SWT memberi mereka tempo agar mereka bertaubat.
Namun ALLOH SWT tidak lalai bila mereka tetap berbuat dosa dan terus-menerus dalam sikap melampaui batas.

Wujud mengimani nama ALLOH Al-Halim adalah kita mengetahui betapa besar kemurahan ALLOH SWT dan karunia-Nya terhadap hamba-hamba-Nya.
Betapa besar pula kasih sayang-Nya, dimana ALLOH SWT memberikan tempo kepada hamba-hamba-Nya untuk bertaubat.
Dalam tempo itu pun ALLOH SWT tetap berikan karunia-Nya kepada mereka.
Tentu hal ini menuntut kita untuk tahu diri dan banyak mensyukuri nikmat-Nya.
Kalaulah bukan karena sifat penyantun-Nya niscaya kita telah binasa dihukum-Nya...

Rosululloh saw bersabda:
_“Tiada sesembahan yang benar kecuali ALLOH Yang Maha Agung dan Yang Maha Penyantun, tiada sesembahan yang benar kecuali ALLOH Robb Arsy yang agung, tiada sesembahan yang benar kecuali ALLOH Robb sekalian langit-langit dan Robb bumi serta Robb Arsy yang mulia.”_
HR. Al-Bukhari

Di bulan suci romadhon ini adalah kesempatan emas untuk memurnikan ketaatan kita kepada ALLOH SWT, agar kesungguhan kita ini menjadi sebab ALLOH hunjamkan keyakinan yang sempurna dan pribadi yang mulia sehingga kita senantiasa terpelihara dari sifat dzolim dan sifat munafik.
Selanjutnya kita mlakukan segala sesuatunya semata mata hanya untuk beribadah kepada ALLOH Subhanahu wa Ta'ala...

Semoga kita mendapatkan hikmah dan manfaat....

Selamat menunaikan ibadah shaum romadhon

Wassalam
Abdillah

Al A'dl

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh

Hari ke 6
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH senantiasa memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan printah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal soleh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Nama ALLOH yang ke 29

Al A'dl
Yang Maha Adil

ALLOH SWT berfirman:

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلاً   ۗ  لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ  ۚ  وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

_"Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur'an) dengan benar dan adil._
_Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya._
_Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."_
QS. Al-An'am (6)/115

Keadillan ALLOH SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun.
Keadilan ALLOH SWT juga didasari dengan ilmu ALLOH SWT yang Maha Luas, sehingga tidak mungkin keputusan-Nya itu salah.

ALLOH adalah Pencipta segala keindahan dan keburukan, kebaikan, dan kejahatan.

ALLOH SWT bersifat adil pada ciptaan-Nya, dalam hal ini ada rahasia yang sulit dimengerti.
Maka dari itu, kita perlu memahami bahwa seringkali orang harus mengenal lawan kata dari sesuatu untuk memahaminya.
Orang yang tidak pernah merasakan kesedihan, tidak akan mengenal kebahagiaan.
Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan mengenal keindahan.
Baik dan buruk sama pentingnya.
ALLOH menunjukkan yang satu dengan yang lain, yang benar dengan yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masingnya.
Dia memperlihatkan pahala sebagai lawan kata dari siksaan.
Lalu dipersilakan-Nya kita untuk menggunakan penilaian kita sendiri. Sesuai dengan takdirnya, masing-masing mendapatkan keselamatan dalam penderitaan dan rasa sakit, atau kutukan dalam kekayaan.
ALLOH mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-Nya.
Hanya ALLOH yang mengetahui nasib kita.
Perwujudan dari nasib itu adalah keadilan-Nya.

ALLOH Maha Adil karena ALLOH selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya Yang Maha Sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya.
Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah bahwa tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang ia usahakan, dan hasil dari segala usahanya itu akan dilihatnya.
Orang-orang yang saleh akan ditempatkan di surga yang penuh dengan kenikmatan, orang-orang yang mengabaikan perintah ALLOH akan dimasukkan ke dalam neraka yang penuh dengan penderitaan.

Adil adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan haknya atau semestinya dengan tidak melanggar hak dan kewajiban lainya.

Adil adalah memutuskan perkara sesuai dengan ketentuan ALLOH SWT dalam al-Quran dan ketentuan rosululloh SAW dalam as-Sunnah.

Adl pada manusia adalah orang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran yang ganda.
Dari sinilah kita mengetahui bahwa orang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih, dan seorang yang adil selalu berpihak kepada yang benar, karena baik yang benar maupun yang salah sama-sama harus memperoleh haknya.

Orang yang adil akan melakukan sesuatu yang patut, tidak sewenang-wenang dan berusaha memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak memihak kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan yang benar, dan menyalahkan yang salah.

Semoga kita mendapatkan hikmah dan manfaat...

Selamat menjalankan ibadah shaum romadhon...

Wassalam
Abdillah

Al Hakam

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh

Hari ke 5
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH senantiasa memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan printah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal soleh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Nama ALLOH yang ke 28

Al Hakam
Yang Maha Menetapkan Hukum

Nama ALLOH, Al Hakam bermakna Yang Menetapkan Hukum bagi segala makhluk-Nya, hukum yang tidak dapat dirubah oleh siapapun. 

ALLOH adalah Hakim Agung.
Sebagai Hakim Agung, ALLOH SWT tidak membutuhkan sesuatu, malah sebaliknya segala sesuatu membutuhkan-Nya.
Dia tidak bisa dirayu, disogok, dan disuap.
Di pengadilan ALLOH SWT, semua perkara diputus dengan seadil-adilnya.
Semua alat bukti dapat dihadirkan, bahkan ALLOH SWT sendiri yang akan menjadi saksinya. Jangankan perbuatan yang terlihat, niat yang tersembunyi sekalipun dapat dilihat ALLOH SWT.
Al Hakam, ada 5 pengertian:
Ke 1. Al-Hakam adalah bahwa ALLOH SWT-lah yang Maha Memutuskan dan Menetapkan semua perkara.
Segala yang terjadi di kolong langit dan di atas bumi, didalam perut bumi adalah ketetapan-Nya.
Kapan selembar daun mengering, kapan terlepas dari tangkainya, dan kapan pula jatuhnya ke bumi, Dia-lah yang menetapkan.
Tiada Tuhan selain ALLOH, yang menetapkan segala sesuatu berdasar hukum-Nya.

ALLOH SWT berfirman:
_"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya._ _Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."_
QS. Al-An'am (6)/59

Ke 2, melalui Asma-Nya ini ALLOH SWT menetapkan bahwa setiap individu manusia akan memperoleh apa yang telah diusahakannya.
Setiap individu menanggung sendiri dosa dan pahalanya.
Anak tidak menanggung dosa bapaknya, demikian juga sebaliknya.
Islam tidak mengenal dosa warisan.

Sebagaimana firman-Nya:
_“Dan bahwa setiap manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusakannya, dan bahwa usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepada-nya).”_
An-Najm /39-40

Ke 3, sebagai Al-Hakam, ALLOH SWT telah menetapkan kepastian hukum bagi hamba-Nya.
Bagi yang berbakti akan diganjar dengan kebahagiaan, sebaliknya bagi yang durhaka akan dihukum dengan kesengsaraan.

ALLOH SWT berfirman: _“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.”_
QS. Al-Infithar /13,14

Ke 4, ALLOH SWT adalah Hakim Agung.
Sebagai Hakim Agung, ALLOH SWT tidak membutuhkan sesuatu, malah sebaliknya segala sesuatu membutuhkan-Nya.
Dia tidak bisa dirayu, disogok, dan disuap.
Di pengadilan ALLOH SWT, semua perkara diputus dengan seadil-adilnya.
Semua alat bukti dapat dihadirkan, bahkan ALLOH SWT sendiri yang akan menjadi saksinya. Jangankan perbuatan yang terlihat, niat yang tersembunyi sekalipun dapat dilihat ALLOH SWT.

Di hadapan ALLOH, mana mungkin kita mengingkari atau sekadar menyembunyikannya?

Ke 5, setiap keputusan yang keluar dari-Nya pastilah merupakan keputusan dan adil dan bijaksana.
ALLOH SWT tidak pernah mendzalimi hamba-Nya, tapi hamba-Nya lah yang berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri.
Apa pun keputusan-Nya harus kita terima.

ALLOH SWT berfirman:
_"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu._
_Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu._
_ALLOH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."_
QS.  Al-Baqarah (2)/216

Sebagai hambanya Al-Hakam, kita hanya boleh berbaik sangka terhadap apa yang telah diputuskan kepada kita sampai saat ini, juga terhadap apa yang akan diputuskan kelak pada kita di Akherat nanti.
Kita rela dan bersyukur atas keputusan-Nya di Dunia ini, dan kita senantiasa berharap keputusan terbaik buat kita di Akherat kelak...

Semoga kita mendapatkan hikmah dan manfaatnya...

Selamat menjalankan ibadah shaum romadhon...

Wassalam
Abdillah

Al mudzil

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh

Hari ke 4
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH senantiasa memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan printah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal soleh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Nama ALLOH yang ke 24

Al mudzil
Yang Maha Menghinakan.

ALLOH Al Mudzill, artinya ALLOH menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki

ALLOH SWT maha Menghinakan kedudukan seorang hamba yang tidak istiqomah di jalan ALLOH SWT.

ALLOH SWT akan memberikan kehinaan dan kerendahan kepada orang orang selalu memusuhi agama ALLOH, dienulloh, yang tentunya orang orang kafir, orang orang yang menolak ajaran Islam, benci terhadap Islam, bahkan memusuhi terhadap orang islam. 

ALLOH memiliki otoritas untuk memuliakan dan menghinakan hamba-Nya.
Seorang hamba dimuliakan karena iman dan amal sholehnya, demikian juga hamba yang lain dihinakan karena perbuatannya.
ALLOH memuliakan dan menghinakan hamba-Nya atas dasar keadilan-Nya.
ALLOH tidak pernah mendzalimi hamba-Nya, tetapi hamba itulah yang mendzalimi dirinya sendiri.

ALLOH subhanahu wa ta'ala berfirman :
_"Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki._
_Di tangan Engkaulah segala kebajikan._
_Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."_
Q.S. Ali 'Imran (3)/26

Seorang muslim yang memahami Asma ALLOH yang satu ini senantiasa waspada dan hati-hati, sebab bisa jadi kehormatan dan kemuliaan yang kini disandangnya menjadi batu ujian yang justru bisa membalikkan posisinya.

Jika saat ini diberi amanah harta kekayaan, atau jabatan, ia tidak bangga apalagi menyombongkan diri.
Ia tetap tawadhu (rendah hati) sekalipun kekayaannya melimpah, anak buahnya banyak, dan orang lain memberi penghormatan karena kebaikan dan kedermawanannya.
Ia sadar bahwa harta kekayaan, jabatan adalah amanah dan titipan ALLOH agar ia mampu membagikan kesejahteraan kepada yang lain.
Ia menyadari bahwa dirinya hanyalah perantara untuk mensejahterakan kaum fakir dan miskin.

Seorang Muslim yang menyadari hakikat Asma ALLOH, Al-Mudzil senantiasa hati-hati dalam menggunakan harta kekayaannya.
Ia tidak semena-mena membelanjakannya, apalagi untuk kemaksiatan.

Di dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa orang-orang yang menjauhkan diri dari ALLOH dan mengingkari ayat-ayat-Nya akan ditimpakan kehinaan.
Salah satu dari mereka adalah orang-orang Yahudi, sebagaimana diceritakan dalam Al Qur'an,

_"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) ALLOH dan tali (perjanjian) dengan manusia._
_Mereka mendapat murka dari ALLOH dan (selalu) diliputi kesengsaraan."_
Q.S. Ali 'Imran (3)/112

_"Adapun orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapat) balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diselubungi kehinaan..."_
Q.S. Yunus (10)/27

_"Ya Tuhan kami...._
_berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu._
_Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat._
_Sungguh Engkau tidak pernah mengingkari janji_.
Q.S. Ali 'Imran (3)/194

Smoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya...

Selamat menjalankan ibadah shaum romadhon...

Wassalam
Abdillah

Ar-Roofi

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh

Hari ke 3
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH senantiasa memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan printah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal sholeh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Asma ALLOH yang ke 23

Ar-Roofi
Yang Maha Tinggi

ALLOH, Ar-Roofi' adalah Dia yang meninggikan orang mukmin dengan keselamatan.
Dia memuliakan hamba-hamba suci-Nya dengan mendekatkan diri mereka dengan-Nya.

ALLOH SWT berfirman:
_orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya ALLOH akan memberi kelapangan untukmu._
_Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya ALLOH akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat._
_Dan ALLOH Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan._
QS. Al-Mujaadilah (58)/11

Dia-lah ALLOH SWT yang tidak pernah lepas memperhatikan satu per satu hamba-hamba-Nya, memperhitungkan, sekaligus memberi hukuman dan penghargaan.
Orang-orang yang mengukir prestasi semasa hidupnya di dunia ini tidak perlu khawatir perbuatannya sia-sia.
Lambat atau cepat prestasi itu akan diperlihatkan dan dihargai.
Bisa jadi penghargaan itu diberikan pada saat dia masih hidup, atau diberikan saat sudah mati.
Namanya dikenang banyak orang, dijadikan teladan, dijadikan sumber inspirasi, dan ditulis dalam catatan sejarah dengan tinta emas.

Pahlawan Uhud adalah contoh kongkret tentang orang-orang yang ditinggikan derajatnya oleh ALLOH SWT.
Dalam hadits qudsi ALLOH SWT berfirman:
“Ketika kawan-kawanmu mendapat musibah dalam Perang Uhud, ALLOH SWT memindahkan ruh-ruh mereka itu ke dalam burung-burung hijau yang menghinggapi sungai-sungai surga sambil memakan buah-buahannya dan kemudian berlindung ke lampu-lampu emas yang bergantungan di bawah naungan Arsy.
Tatkala mereka merasakan nikmatnya tempat peristirahatan mereka di surga itu, berkatalah mereka: siapakah gerangan yang akan menyampaikan kepada kawan-kawan kami tentang hal ihwal diri kami yang hidup bahagia di surga, agar mereka tidak meninggalkan jihad dan agar mereka tidak licik meninggalkan medan perang?
ALLOH SWT menjawab:
Akulah yang akan menyampaikan kepada mereka perihal diri kamu semua.”
(HR. Ahmad)

Jika kita ingin meneladani ALLOH SWT dalam sifat Ar-Roofi’ ini, maka kita harus berusaha keras untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta membela hamba-hamba ALLOH SWT yang memperjuangkan tegak dienulloh.

ALLOH SWT akan meninggikan derajat orang beriman dan beramal sholeh, yang menjalankan semua perintah-Nya serta meninggalkan semua larangan-Nya.
ALLOH SWT meninggikan derajat orang-orang yang senantiasa berakhlak mulia dan suka berbuat kebaikan.
ALLOH SWT juga memuliakan orang-orang yang berilmu dan mau mengamalkannya.
Kemuliaan tersebut akan diberikan ALLOH SWT baik di dunia maupun di akhirat.

Smoga kita dapat hikmah dan manfaat...

Selamat menjalankan ibadah shaum romadhon...

Wassalam
Abdillah

AL-KHOFIDH

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh

Hari ke 2
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan printah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal soleh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Asma ALLOH yang ke 22

AL-KHOFIDH
Maha menjatuhkan/merendahkan.

ALLOH SWT berfirman:

خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ 
khoofidhotur roofi'ah

_"(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)."_
QS. Al-Waqi'ah (56)/3

Qarun adalah sepupu Nabi Musa.
Tadinya Qarun sangat miskin.
Hingga suatu hari ia memohon kepada Nabi Musa: “Doakan saya, Musa, agar ALLOH memberi saya kekayaan.”
Nabi Musa berdoa dan ALLOH pun mengabulkannya.
Maka harta Qarun semakin bertambah, bertambah dan bertambah terus.

Saking banyaknya, Qarun harus membangun gudang-gudang besar unuk menyimpan hartanya.
Gudang harta itu demikian banyak sampai kuncinya saja harus diangkat beramai-ramai oleh orang-orang yang kuat.

Tapi sayang, Qarun lupa bahwa harta itu adalah pemberian ALLOH.
Ia jadi sombong, kikir dan tidak mau bersedekah.
Qorun berkata:
“Harta ini kudapat dari hasil kerja kerasku!
Kalau orang-orang miskin itu mau kaya, mereka harus bekerja keras pula sepertiku!”

Akhirnya ALLOH membenamkan Qarun dan seluruh hartanya ke dalam tanah.

ALLOH yang merendahkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu dengan dengan kutukan dan merendahkan musuh-musuh-Nya dengan
menjauhkan mereka dari-Nya..

Barang siapa yang memperturutkan nafsu-nafsu hewani, ALLOH akan menurunkan dirinya ke derajat paling rendah.
Hanya Alloh-lah yang mampu melakukan semua ini karena Dia Yang Maha Merendahkan.

Ber-Dien Islam, sharusnya stiap orang sadar dan menyadari bahwa dirinya brada Di tempat dimana seseorang akan dihantarkan pada derajat stingginya di atas smua makhluk ciptaan ALLOH, tetapi jika aturan nya tidak diikutinya, maka berarti dirinya membiarkan terseret menuju pada kedudukan makhluk ciptaan ALLOH yg srendah rendahnya...

Semoga kita mendapatkan hikmah dan manfaat...

Selamat menjalankan ibadah shaum romadhon...

Wassalam
Abdillah

Al Qaabidh

Assalamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh..

Hari pertama
Shaum romadhon...

Smoga ALLOH memberi ksehatan dan kekuatan untuk dapat menunaikan prinntah-Nya...

Mari kita isi hari per hari nya dengan amal soleh...
Serta tadarrus al qur'an dan
Tadarrus Asmaul Husna..

Disini kita tadarrus Asmaul Husna....

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Asma ALLOH yang ke 20

Al Qaabidh
Yang Maha Menyempitkan

Al-Qaabidh mengandung dua pengertian, yaitu menyempitkan rezeki dan memendekkan umur.
Di tangan-Nya segala urusan rizki, dan di dalam genggaman-Nya pula soal nyawa makhluk-Nya.
Ketika Dia menahan rizki milik-Nya atas seseorang, hendaklah ia tidak protes, sebab rizki itu milik-Nya dan hak-Nya Dia semata untuk membagikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

ALLOH Subhanahu wa Ta'ala, berfirman:
_“Dan ALLOH *menyempitkan* dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”_
QS. Al-Baqarah (2)/245

Untuk itu, sikap yang baik adalah menerima dan meyakini akan kasih sayang-Nya.
Keyakinan itu hendaknya diwujudkan dalam bentuk do’a dan ikhtiyar.
Terus berusaha keras dan cerdas untuk memperolehnya, seraya tidak lupa memanjatkan do’a.

Bagi kita, mengenali sifat dan asma  ALLOH  Al-Qaabidh ini, akan mendorong kita untuk berhati-hati menjalani hidup.
Kita tidak akan main-main ketika diberi titipan amanah apapun, sebab bila ALLOH melihat sesuatu yang tidak beres atas perilaku hamba-hamba-Nya, maka Dia segera mengambil tindakan dengan dua tujuan, yaitu peringatan atau hukuman.

Ketika kita lalai atau amanah karena khilaf, maka untuk memperbaikinya atau untuk mengembalikan kita pada orbit yang benar, ALLOH mengambil tindakan dengan menyempitkan gerak langkah kita melalui berbagai cara.
Mulai dari menyempitkan rizqi, memberikan rasa sakit, membatasi akses dan kesempatan, sampai pada menjadikan kita sesak dada dengan adanya berbagai tekanan dan himpitan permasalahan.

Seorang yang arif ketika menghadapi situasi seperti ini segera menyadari bahwa itu semua adalah teguran ALLOH, kemudian meresponnya dengan kembali pada jalan yang benar sesuai kehendak-Nya.

Untuk itu kita diajarkan bermunajat kepada-Nya agar diberi hikmah kearifan, dalam do'a:

رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

robbi hab lii hukmaw wa al-hiqnii bish-shoolihiin

Ibrahim berdoa:
_Ya Tuhanku..._
_berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,"_
QS. Asy-Syu'ara' (26)/83

Dengan hikmah kearifan itu kita bisa menangkap berbagai bentuk “sinyal” peringatan ALLOH yang didatangkan kepada kita.

Adapun bagi mereka yang keras kepala atau hatinya telah mati, berbagai peringatan ALLOH tidak direspon secara positif.
Mereka tetap berada di jalan yang sesat, sekalipun peringatan itu datangnya bertubi-tubi.
Terhadap mereka ini sudah sepantasnya diberi hukuman.

Hikmah lain dari kesadaran kita terhadap Asma ALLOH Al-Qaabidh adalah penerimaan kita terhadap segala putusan Alloh.
Orang-orang yang arif akan memandang bahwa segala sesuatu yang telah diputuskan ALLOH pasti yang terbaik.

Hal ini mengharuskan kita untuk *“ridho”* menerima segala ketetapan ALLOH dengan lapang dada, baik yang menyenangkan maupun yang tidak.
Keridhoan itu merupakan manifestasi dari keyakinan kita kepada taqdir Ilahi.
Dengan keridhoan itu, insya-ALLOH kita akan merasakan sekaligus menikmati lezatnya iman.

Smoga kita hikmah dan manfaat...

Selamat menjalankan ibadah shaum romadhon...

Wassalam
Abdillah

Pemuda yang baik..

Assalamualaikum wa rohmatullohi wa barokatuh...

Smoga smuanya slalu brada dlm limpahan Rahmat dan kasih sayang Alloh SWT

*Kisah Hikmah*

Ada seorang pemuda yang sangat taat beribadah kepada Alloh SWT.
Suatu hari ia berjalan menyusuri sungai, di tengah perjalanan ia menemukan sebuah apel, kemudian ia memakannya.
Sejenak iapun berpikir, mengapa aku memakan makanan yang belum jelas kehalallannya.

Setelah apelnya habis dimakan, dirinya tersadarkan dengan firman ALLOH subhanahu wa ta'ala:
_"Wahai manusia!_
_Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di Bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan._
_Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."_
QS. Al-Baqarah (2)/168

Pemuda tersebut langsung spontan beristigfar, dan bertaubat kepada Alloh, kemudian iapun terus berjalan menyusuri aliran sungai untuk mencari pemilik apel yang telah dimakannya itu.
Kemudian akhirnya ia bertemu dengan pemilik apel tersebut dan memohon izin agar menghalalkan apel yang telah dimakannya.
Pemilik apelpun menghalalkan apel itu, tapi dengan satu syarat, bahwa pemuda itu harus menikahi putrinya yang buta, bisu, tuli dan lumpuh .
Pemuda tersebut sangat kaget, tetapi tidak ada pilihan lain untuk menghalalkan perbuatannya itu.
Kemudian pemuda tersebut menyetujui dan menerima syarat yang diajukan pemilik apel dengan menikahi putrinya.

Singkat cerita... menikahlah pemuda dan putri pemilik apel tersebut.
Pada malam pertama, pemuda tersebut sangar kaget melihat isterinya yang sangat cantik, matanya indah dan normal, pendengarannya tajam, dan perkataannya lembut halus dan santun, dan kakinya bisa berjalan normal.
Pemuda tersebut bertanya kepada ayah mertuanya:
"Wahai ayah..
apakah yang dimaksud dengan buta, bisu, tuli dan lumpuh yang diderita isteriku, padahal ia begitu sempurnanya?
Ayah mertuanya menjawab:
"Putriku buta karena ia tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Alloh, Ia tuli karena ia tidak pernah mau mendengarkan berita atau mendengarkan hal-hal yang tidak diridhoi Alloh ia bisu karena ia hanya menggunakan lidahnya untuk kebaikan dan menyebut Asma Alloh, Ia lumpuh karena ia tidak pernah pergi ke tempat.-tempat yang di haramkan dan tidak di meridhoi Alloh SWT, betapa bahagianya hati pemuda itu di pertemukan dengan istri yang sholehah.

Subhanalloh...
Betapa adilnya Alloh SWT menyertai kehidupan hamba-hamba-Nya yang selalu menjaga kesucian, selalu tunduk patuh pada perintah-Nya..
Alloh SWT tidak akan memasangkan wanita yang selalu menjaga dirinya dari berbagai kemaksiatan, dengan laki-laki yang buruk akhlaknya, begitupun sebaliknya, laki-laki yang selalu menjaga dirinya dari berbagai kemaksiatan tidak akan dipasangkan dengan wanita yang buruk akhlaknya.

Alloh SWT berfirman:
_"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)._
_Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang._
_Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."_
QS. An-Nur (24)/26

Smoga kita smua bisa terhindar dari memakan makanan subhat Apalagi haram...

Smoga dapat hikmah dan manfaatnya...

Wassalam
Abdillah

ABDULLAH BIN MASUD

Abdullah bin Mas’ud  adalah seorang yang lemah dan miskin. Ia hanyalah penggembala kambing-kambing milik Uqbah bin Mu’aith. Biasanya ia akan berjalan dengan kaki berjingkat dan kepala tunduk bila berjalan di hadapan para pembesar Quraisy. Namun setelah memeluk agama Islam, Abdullah menjadi seorang yang tidak memandang  dirinya lebih rendah dibandingkan para pembesar kaum Quraisy.

Pada suatu ketika para sahabat berkumpul. Salah seorang di antara mereka berkata, “Demi Allah, orang-orang  Quraisy belum pernah mendengarkan Al-Qur’an sedikit pun dengan bacaan yang keras. Siapa di antara kita yang bersedia membacakan Al-Qur’an  di hadapan mereka?” Abdullah bin Mas’ud berkata, “Saya yang akan melakukan hal itu.” Namun para sahabat mengkhawatirkan  keselamatan Abdullah. Mereka  berharap yang memperdengarkan Al-Qur’an dihadapan kaum Quraisy, adalah orang memiliki  kerabat. Dengan demikian jika para tokoh Quraisy melakukan penganiayaan, ada orang yang membelanya Namun Abdullah tetap bersikukuh.

Abdullah bin Mas’ud kembali ketempat para sahabat dalam keadaan terluka, bukannya  jera, Abdullah justru menyatakan bahwa dirinya bersedia kembali ke tempat pertemuan para tokoh Quraisy, jika para  sahabat menghendakinya,  bahkan Abdullah bin Mas’ud  berani mendatangi majelis yang diadakan oleh para tokoh Quraisy. Di sana, ia membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suara yang merdu. Pada awalnya para tokoh Quraisy tampak takjub dengan kemerduan suara Abdullah. Namun lama kelamaan, mereka menyadari bahwa ayat-ayat itu adalah milik Nabi Muhammad.

Abdulah bin Mas’ud adalah seorang yang lemah jasmaninya dan miskin harta. Namun Allah mengaruniakannya kemauan yang kuat untuk belajar. Setelah itu, kehidupannya dilimpahi dengan ilmu pengetahuan dan kemuliaan. Ia menjadi ahli hukum pada masa itu. Terbuktilah perkataan Rasulullah yang menyatakan bahwa Abdullah bin Mas’ud akan menjadi seorang yang terpelajar. Namun Abdullah bukan hanya orang yang berilmu, tetapi juga seorang yang saleh dan bertakwa.

Dengan begitu dapat kita ambil pelajaran bahwa dengan kepribadian Abdullah Bin Masud menjadi bukti bahwa dengan mempelajari Al-Quran membuat kita menjadi terpelajar (tentu dengan dipraktekan). Semoga Allah memudahkan jalan kita untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup sehingga karakteristik sahabat nabi tidak hanya menjadi cerita dimasa sekarang.

Hamzah bin Abdul Muthalib

Assalamualaikum_

Saya coba menceritakan dengan singkat kisah seorang sahabat Rasululloh yang bernama:

*Hamzah*
_*‎"Singa Alloh dan Panglima Syuhada"*_

*Hamzah* adalah seorang pemuda Quraisy yang gemar berburu. Sosok yang memiliki kekuatan Jasmaniyah dan dikaruniai pula kekuatan kemauan dan ketajaman akal pikiran, seorang yang berfikiran cerdas dan berpendirian keras.

Sebelum masuk islam, Hamzah adalah sosok yang bersaing dengan teman-temannya untuk mendapatkan kelayakan hidup dan merintis jalan bagi dirinya untuk beroleh kedudukan di kalangan pembesar pembesar kota Mekah dan pemimpin pemimpin Quraisy.�

Hingga pada suatu hari,, ketika hamzah pulang dari berburu, di tengah jalan ia bertemu dengan budak perempuan yang menceritakan perihal penganiayaan abu jahal terhadap Nabi Muhammad saw,, setelah hamzah menerima berita penganiayaan Muhammad, kemudian hamzah berangkat ke mesjid mencari Abu Jahal.

Tetapi belum lagi sampai di Ka‘bah, kelihatan olehnya Abu Jahal di pekarangannya sedang dikelilingi oleh beberapa orang pembesar Quraisy. Maka dalam ketenangan yang mencekam,�

Hamzah maju mendapatkan Abu Jahal lalu melepaskan busurnya dan memukulkannya ke kepala Abu Jahal hingga luka dan mengeluarkan darah. Dan sebelum orang orang itu menyadari apa Yang terjadi,
Hamzah pun membentak Abu Jahal,
katanya:
_Kenapa kamu cela dan kamu maki Muhammad saw., padahal aku telah menganut Agamanya dan mengatakan apa yang dikatakannva ? Nah, cobalah ulangi kembali makianmu itu kepadaku jika kamu berani!_

Dalam perjalan pulang, perasaan Hamzah terguncang, hingga ia menggerutu seorang diri seperti orang sakit. Ia berkata, "O, dirku! Diriku! Diriku! Aku ini sesungguhnya seorang kepala dan pemuka Quraisy karena aku anak Abdul Muthalib, seorang yang terkenal dan berpengaruh besar di kalangan bangsa Quraisy. Mengapa sampai mengikuti agama seorang yang tidak berpengetahuan sesuatu apa (,yang di maksud ialah Nabi saw-- *Pen*) mengapa mengikuti orang bodoh, sehingga berani meninggalkan agama nenek moyang? jika demikian, lebih baik mati saja, dari pada berbuat seperti itu, yang akan menyebabkanku menjadi hina dina. Oh, diriku! lebih baik matilah aku!"

Selanjutnya ia berkata, _"Ya Tuhan! Jika Muhammad benar, hendaklah Engkau memberi keteguhan dan ketetapan pada diriku. Jika Muhammad salah, hendaklah Engkau menjauhkan aku daripadanya dan dari semua perkara yang menimpa diriku!_

Dan marilah kita dengar ceritanya ketika mengisahkan berita selanjutnya, katanya:

_, .. . . Kemudian timbullah sesal dalam
hatiku karena meninggalkan agama nenek moyang dan kaumku . . . dan aku pun diliputi kebingungan hingga mata tak hendak tidur… . Lalu pergilah aku ke Ka‘bah, dan memohon kepada Allah agar
membukakan hatiku untuk menerima kebenaran dan melenyapkan segala keraguan. Maka Allah pun mengabulkan
permohonanku itu dan memenuhi hatiku dengan keyakinan . . . . Aku pun segera menemui Rasulullah saw., dan memaparkan keadaanku padanya, maka dido‘akannya kepada Allah agar ditetapkan-Nya hatiku dalam Agamanya . ._

Pada saat itu Nabi saw sangat bersyukur kepada Alloh SWT atas Islamnya seorang pamannya (Hamzah). Sebab, pada waktu itu pamannya adalah pemuka dari pemuda-pemuda Quraisy di mekah, lagi berpengaruh di tengah masyarakat. Belum ada seorang pemuda yang menandingi kegagahan dan keberaniannya.

Alloh menguatkan Agama Islam dengan Hamzah dan sebagai batu karang yang kukuh menjulang ia membela Rasululloh dan sahabat-sahabatnya yang lemah

Dan semenjak masuk Islam Hamzah telah bernadzar akan membaktikan segala keperwiraan, kesehatan bahkan hidup dan matinya untuk Alloh dan Agama-Nya, hingga Nabi saw berkenan memasangkan pada dirinya julukan istimewa ini: *"Singa Alloh dan Singa Rasul-Nya".*

Ibroh yang bisa kita ambil dari sosok Hamzah "Singa Alloh dan Singa RasulNya:

*1. Senantiasa berdoa kepada Alloh meminta petunjuk agar senantiasa ditunjukan kepada jalan yang Alloh RidhoiNya*

*2. Setelah berada di jalan Alloh,, tidak khawatir (Berani) dengan kehilangan pangkat,, kedudukan, kemulian atau kesenangan diri, dan lain lain*

*3. ‎Tidak khawatir (Berani) jika dengan beriman kepada Alloh dan Rasulnya, harus bertentangan dengan keluarga, kerabat dan handai taulannya yang menentang Alloh dan RasulNya*

*4. ‎Berani  meninggalkan agama nenek moyang yang telah turun temurun di anutnya.*

*5. ‎Berani menerima kebenaran walau datang dari pihak yang derajatnya dipandang lebih rendah.*

Semoga bermanfaat...

Jazakalloh Khairon katsiron

Sa'id Bin Amir

*PEMILIK KEBESARAN DI BALIK KESEDERHANAAN*

Aslmkm wr wb...di malam yg cerah ini mari kita mengenal salah satu sahabat Rosululloh....

Ia adalah salah seorang shahabat Rasulullah yang utama, walaupun namanya tidak seharum nama mereka yang telah terkenal. Ia adalah salah seorang yang taqwa dan tak hendak menonjolkan diri..

Mungkin ada baiknya kita kemukakan di sini bahwa *ia tak pernah absen dalam semua perjuangan dan jihad yang dihadapi Rasulullah saw*

Sa’id memasuki Din Islam tidak lama sebelum pembebasan Khaibar. Dan semenjak itu ia memeluk Islam dan berbai’at kepada Rosululloh saw.

Mata kita akan melihat salah seorang anggota regu tentara dengan tubuh berdebu dan berambut yang kusut masai, yang baik pakaian maupun bentuk lahirnya tak sedikit pun bedanya dengan golongan miskin lainnya dari Kaum Muslimin …

Seandainya yang kita jadikan ukuran itu pakaian dan rupa lahir, maka takkan kita jumpai petunjuk yang akan menyatakan siapa sebenarnya ia.

Berikut penggalan kisah Sa'id Bin Amir

Ketika Amirul Mu’minin Umar bin Khatthab memecat Mu’awiyah dari jabatannya sebagai kepala daerah di Syria, ia mencari seseorang yang akan menjadi penggantinya.

Syria merupakan pusat perdagangan yang penting dan tempat yang cocok untuk bersenang-senang.. merupakan suatu negeri yang penuh godaan.

Maka menurut pendapat Umar, tidak ada yang cocok untuk negeri itu kecuali seorang suci yang tidak dapat diperdayakan syetan manapun . . . , seorang zahid yang gemar beribadat, yang tunduk dan patuh serta melindungkan diri kepada Allah ….

Lalu diwarkanlah jabatan sebagai wali kota Homs. Tetapi Sa’id menyatakan keberatannya, katanya: “Janganlah saya dihadapkan kepada fitnah, wahai Amirul Mu’minin … ! ”

Dengan nada keras Umar menjawab: “Tidak, demi Allah saya tak hendak melepaskan anda! Apakah tuan-tuan hendak membebankan amanat dan khilafah di atas pundakku lalu tuan-tuan meninggalkan daku . ”

Dalam sekejap saat, Sa’id dapat diyakinkan.

Akhirnya Sa’id berangkat ke Homs. Ikut bersamanya isterinya;  dan sebetulnya kedua mereka adalah pengantin baru.

*Zuhud*

Mereka dibekali Umar secukupnya,  sang isteri bermaksud menggunakan haknya sebagai isteri untuk memanfaatkan harta yang telah diberikan Umar. Diusulkannya kepada suaminya untuk membeli pakaian yang layak dan perlengkapan rumah tangga, lalu menyimpan sisanya.

Jawab Sa’id kepada isterinya: “Maukah kamu saya tunjukkan yang lebih baik dari rencanamu itu? Kita berada di suatu negeri yang amat pesat perdagangannya dan laris barang jualannya. Maka lebih baik kita serahkan harta ini kepada seseorang yang akan mengambilnya sebagai modal dan akan memperkembangkannya …

“Bagaimana jika perdagangannya rugi?” tanya isterinya. “Saya akan sediakan borg atau jaminan”, ujar Sa’id. “Baiklah kalau begitu” kata isterinya pula. Kemudian Sa’id pergi ke luar, lalu membeli sebagian keperluan hidup dari jenis yang amat bersahaja, dan sisanya — yang tentu masih banyak itu — dibagi-bagikannya kepada faqir miskin dan orang-orang membutuhkan.

Pada suatu hari isterinya memajukan pertanyaan serupa mengenai keuntungan dari perniagaannya.... Maka disampaikannya bahwa harta itu telah disedeqahkannya dari semula.

Wanita itu pun menangis dan menyesali dirinya karena harta itu tak ada manfaatnya sedikit pun, karena tidak jadi dibelikan untuk keperluan hidup dirinya, dan sekarang tak sedikit pun tinggal sisanya ….

“Saya mempunyai kawan-kawan yang telah lebih dulu menemui Allah . . . dan saya tak ingin menyimpang dari jalan mereka, walau ditebus dengan dunia dan segala isinya

“Bukankah kamu tahu bahwa di dalam surga itu banyak terdapat gadis-gadis cantik yang bermata jeli, hingga andainya seorang saja di antara mereka menampakkan wajahnya di muka bumi, maka akan terang-benderanglah seluruhnya, dan tentulah cahayanya akan mengalahkan sinar matahari dan bulan …

Maka mengurbankan dirimu demi untuk mendapathan mereka, tentu lebih wajar dan lebih utama daripada mengurbankan mereka demi karena dirimu … “

Isterinya diam dan maklum bahwa tak ada yang lebih utama dan mengendalikan diri untuk mencontoh sifat zuhud dan ke taqwaannya …

*Kepemipinan*

Pada suatu hari Umar menyampaikan berita kepada Said: “Orang-orang Syria mencintaimu . . .!” “Mungkin sebabnya karena saya suka menolong dan membantu mereka”, ujar Said.

Namun sebagaimana juga cintanya warga kota Homs terhadap Said, adanya keluhan dan pengaduan tak dapat dielakkan . . .

Suatu ketika, tatkala Amirul Mu’minin Umar berkunjung ke Homs, ditanyakannya kepada penduduk yang sedang  berkumpul lengkap: “Bagaimana pendapat kalian tentang Sa’id . . . ?” Sebagian hadirin tampil ke depan mengadukannya.

“Ada empat hal yang hendak kami kemukakan:

*1. la baru keluar mendapatkan kami setelah tinggi hari...*
*2.Tak hendak melayani seseorang di waktu malam hari*
*3. Setiap bulan ada dua hari di mana ia tak hendak keluar mendapatkan kami hingga kami tak dapat menemuinya….*
*4. Dan ada satu lagi yang sebetulnya bukan merupakan kesalahannya tapi mengganggu kami, yaitu bahwa sewaktu-waktu ia jatuh pingsan . . .”*

Umar tunduk sebentar dan berbisik memohon kepada Alloh, katanya: “Ya Allah, hamba tahu bahwa ia adalah hamba-Mu terbaik, maka hamba harap firasat hamba terhadap dirinya tidak meleset “.

Lalu Said dipersilahkan untuk membela dirinya, ia berkata:
“Mengenai tuduhan mereka bahwa saya tak hendak keluar sebelum tinggi hari, maka demi Allah, sebetulnya saya tak hendak menyebutkannya, . . .

1. Keluarga kami tak punya khadam atau pelayan, maka sayalah yang mengaduk tepung dan membiarkannya sampai mengeram, lalu saya membuat roti dan kemudian wudlu untuk shalat dluha. Setelah itu barulah saya keluar mendapatkan mereka … ”

Wajah Umar berseri-seri, dan katanya: “Alhamdulillah …. dan mengenai yang kedua?”

2. “Adapun tuduhan mereka bahwa saya tak mau melayani mereka di waktu malam . . . , maka demi Allah saya benci menyebutkan sebabnya .. .! Saya telah menyediakan Siang hari bagi mereka, dan malam hari bagi Allah Ta’ala . . . !

3. Saya tak punya khadam yang akan mencuci pakaian, sedang pakaianku tidak pula banyak untuk dipergantikan. Jadi terpaksalah saya mencucinya dan menunggu sampai kering, hingga baru dapat keluar di waktu petang …

4.  Sebabnya karena ketika di Mekah dulu saya telah menyaksikan jatuh tersungkurnya Khubaib al-Anshari. Dagingnya dipotong-potong oleh orang Quraisy dan mereka bawa ia dengan tandu sambil mereka menanyakan kepadanya: “Maukah tempatmu ini diisi oleh Muhammad sebagai gantimu, sedang kamu berada dalam keadaan sehat wal ‘afiat .. .?

Jawab Khubaib: Demi Alloh, saya tak ingin berada dalam lingkungan anak isteriku diliputi oleh keselamatan dan kesenangan dunia, sementara Rasulullah ditimpa bencana, walau oleh hanya tusukan duri sekalipun…

Maka setiap terkenang akan peristiwa yang saya saksikan itu, dan ketika itu saya masih dalam keadaan musyrik, lalu teringat bahwa saya berpangku tangan dan tak hendak mengulurkan pertolongan kepada Khubaib, tubuh saya pun gemetar karena takut akan siksa Alloh, hingga ditimpa penyakit yang mereka katakan itu . . . “

*9. MIQDAD BIN ‘AMR*

🌅 *Senja bersama 60 sahabat Rosululloh* 🌅

"PELOPOR BARISAN BERKUDA DAN AHLI FILSAFAT"

Ketika membicarakan dirinya, para shahabat dan teman sejawatnya berkata: “Orang yang pertama memacu kudanya dalam perang sabil ialah Miqdad ibnul Aswad”.

Miqdad termasuk dalam rombongan orang-orang yang mula pertama masuk Islam, dan orang ketujuh yang menyatakan keislamannya secara terbuka dengan terus terang, dan menanggungkan penderitaan dari amarah murka dan kekejaman Quraisy yang dihadapinya dengan kejantanan para ksatria dan keperwiraan kaum Hawari!

Perjuangannya di medan Perang Badar tetap akan jadi tugu peringatan yang selalu semarak takkan pudar. Perjuangan yang mengantarkannya kepada suatu kedudukan puncak, yang dicita dan diangan-angankan oleh seseorang untuk menjadi miliknya….

Berkatalah Abdullah bin Mas’ud :
“Saya telah menyaksikan perjuangan. Miqdad, sehingga saya lebih suka menjadi shahabatnya daripada segala isi bumi ini ….

Pada hari yang bermula dengan kesuraman itu . yakni ketika Quraisy datang dengan kekuatannya yang dahsyat, dengan semangat dan tekad yang bergelora, dengan kesombongan dan keangkuhan mereka .  Pada hari itu Kaum Muslimin masih sedikit, yang sebelumnya tak pernah mengalami peperangan untuk mempertahankan Islam, dan inilah peperangan pertama yang mereka terjuni.

Sementara Rasulullah menguji keimanan para pengikutnya dan meneliti persiapan mereka untuk menghadapi tentara musuh yang datang menyerang, baik pasukan pejalan kaki maupun angkatan berkudanya . . . , para shahabat dibawanya bermusyawarah dan mereka mengetahui bahwa jika beliau meminta buah fikiran dan pendapat mereka, maka hal itu dimaksudnya secara sungguh-sungguh. Artinya dari setiap mereka dimintanya pendirian dan pendapat yang sebenarnya, hingga bila ada di antara mereka yang berpendapat lain yang berbeda dengan pendapat umum, maka ia tak usah takut atau akan mendapat penyesalan.

Miqdad khawatir kalau ada di antara Kaum Muslimin yang terlalu berhati-hati terhadap perang. Dari itu sebelum ada yang angkat bicara, Miqdad ingin mendahului mereka, agar dengan kalimat-kalimat yang tegas dapat menyalakan semangat perjuangan dan turut mengambil bagian dalam membentuk pendapat umum.

Tetapi sebelum ia menggerakkan kedua bibirnya, Abu Bakar Shiddiq telah mulai bicara, dan baik sekali buah pembicaraannya itu, hingga hati Miqdad menjadi tenteram karenanya. Setelah itu Umar bin Khatthab menyusul bicara, dan buah pembicaraannya juga baik.

Maka tampillah Miqdad, katanya:
“Ya Rasulullah ….
Teruslah laksanakan apa yang dititahkan Allah, dan kami akan bersama anda … !

Demi Allah kami tidak akan berkata seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa: Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah, sedang kami akan duduk menunggu di sini. Tetapi kami akan mengatakan kepada anda: Pergilah anda bersama Tuhan anda dan berperanglah, sementara kami ikut berjuang di samping anda … !

Demi yang telah mengutus anda membawa kebenaran! Seandainya anda membawa kami melalui lautan lumpur, kami akan berjuang bersama anda dengan tabah hingga mencapai tujuan, dan kami akan bertempur di sebelah kanan dan di sebelah kiri anda, di bagian depan dan di bagian belakang anda, sampai Allah memberi anda kemenangan … !”

Kata-katanya itu mengalir tak ubah bagai anak panah yang lepas dari busurnya. Dan wajah Rasulullah pun berseri-seri karenanya, sementara mulutnya komat-kamit mengucapkan do’a yang baik untuk Miqdad. Serta dari kata-kata tegas yang dilepasnya itu mengalirlah semangat kepahlawanan dalam kumpulan yang baik dari orang-orang beriman, bahkan dengan kekuatan dan ketegasannya, kata-kata itu pun menjadi contoh teladan bagi siapa yang ingin bicara, menjadi semboyan dalam perjuangan … !

Maka hati Rasulullah pun penuhlah dengan kegembiraan, lalu sabdanya kepada shahabat-shahabatnya:  “Berangkatlah dan besarkanlah hati kalian …

Dan kedua pasukan pun berhadapanlah ….

Anggota pasukan Islam yang berkuda ketika itu jumlahnya tidak lebih dari tiga orang, yaitu Miqdad bin ‘Amr, Martsad bin Abi Martsad dan Zubair bin Awwam; sementara pejuang-pejuang lainnya terdiri atas pasukan pejalan kaki atau pengendara-pengendara unta.

Ucapan Miqdad yang kita kemukakan tadi, tidak saja menggambarkan keperwiraannya semata, tetapi juga melukiskan logikanya yang tepat dan pemikirannya yang dalam ….

Demikianlah sifat Miqdad ….
la adalah seorang filosof dan ahli fikir. Hikmat dan filsafatnya tidak saja terkesan pada ucapan semata, tapi terutama pada prinsip-prinsip hidup yang kukuh dan perjalanan hidup yang teguh tulus dan lurus, sementara pengalaman-pengalamannya menjadi sumber bagi pemikiran dan penunjang bagi filsafat itu.

Pada suatu hari ia diangkat oleh Rasulullah sebagai amir di suatu daerah. Tatkala ia kembali dari tugasnya, Nabi sertanya:
“Bagaimanakah pendapatmu menjadi amir?”

Maka dengan penuh kejujuran dijawabnya: “Anda telah menjadikan daku menganggap diri di atas semua manusia sedang mereka semua di bawahku …. Demi yang telah mengutus anda membawa kebenaran, semenjak saat ini saya tak berkeinginan menjadi pemimpin sekalipun untuk dua orang untuk selama-lamanya … ! “

Nah, jika ini bukan suatu filsafat, maka apakah lagi yang dikatakan filsafat itu . . .?

Dan jika orang ini bukan seorang filosof, maka siapakah lagi yang disebut filosof … ?

seorang laki-laki yang tak hendak tertipu oleh dirinya, tak hendak terpedaya oleh kelemahannya … !

Dipegangnya jabatan sebagai amir, hingga dirinya diliputi oleh kemegahan dan puji-pujian. Kelemahan ini disadarinya hingga ia bersumpah akan menghindarinya dan menolak untuk menjadi amir lagi setelah pengalaman pahit itu. Kemudian ternyata bahwa ia menepati janji dan sumpahnya itu, hingga semenjak itu ia tak pernah mau menerima jabatan amir …. !

Miqdad selalu mendendangkan Hadits yang didengarnya dari ‘Rasulullah saw., yakni:
Orang yang berbahagia, ialah  orang yang dijauhkan dari fitnah … !”

Oleh karena jabatan sebagai amir itu dianggapnya suatu kemegahan yang menimbulkan atau hampir menimbulkan fitnah bagi dirinya, maka syarat untuk mencapai kebahagiaan baginya,  ialah menjauhinya. Di antara madhhar atau manifestasi filsafatnya ialah tidak

Tidak tergesa-gesa dan sangat hati-hati menjatuhkan putusan atas seseorang. Dan ini juga dipelajarinya dari Rasulullah saw. Yang telah menyampaikan kepada ummatnya: “bahwa hati manusia lebih cepat berputarnya daripada isi periuk di kala menggelegak …. “.

Miqdad sering menangguhkan penilaian terakhir terhadap seseorang sampai dekat saat kematian mereka. Tujuannya ialah agar orang yang akan dinilainya tidak beroleh atau mengalami hal yang baru lagi . . . . Perubahan atau hal baru apakah lagi setelah maut?

Demikianlah pandangan Miqdad, memancarkan hikmah dan filsafat . . . . Dan seperti demikian pula pada setiap tindakan, pengalaman dan ucapannya, ia adalah seorang filosof dan pemikir ulung ….

Kecintaan Miqdad kepada Islam tidak terkira besarnya . . . .
Dan cinta, bila ia tumbuh dan membesar Serta didampingi oleh hikmat, maka akan menjadikan pemiliknya manusia tinggi, yang tidak merasa puas hanya dengan kecintaan belaka, tapi dengan menunaikan kewajiban dan memikul tanggung jawabnya….

Dan Miqdad bin ‘Amr dari tipe manusia seperti ini . . . . Kecintaannya kepada Rasulullah menyebabkan hati dan ingatannya dipenuhi rasa tanggung jawab terhadap keselamatan yang dicintainya, hingga setiap ada kehebohan di Madinah, dengan secepat kilat Miqdad telah berada di ambang pintu rumah Rasulullah menunggang kudanya, sambil menghunus pedang atau lembingnya … !

Sedang kecintaannya kepada Islam menyebabkannya bertanggung jawab terhadap keamanannya, tidak saja dari tipu daya musuh-musuhnya, tetapi juga dari kekeliruan kawan-kawannya sendiri ….

Penciuman Miqdad yang tajam mengenai gentingnya suasana, dan keagungan Agama yang telah memberikan kepada mereka kebesaran ini, hingga katanya seakan-akan berdendang:
“Biar saya mati, asal Islam tetap jaya … ! “

Memang, itulah yang menjadi cita-citanya, yaitu kejayaan Islam walau harus dibalas dengan nyawa sekalipun. Dan dengan keteguhan hati yang mena’jubkan ia berjuang bersama kawankawannya untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hingga selayaknyalah ia beroleh kehormatan dari Rasulullah saw. menerima ucapan berikut:
“Sungguh, Allah telah menyuruhku untuk mencintaimu, dan menyampaikan pesan-Nya padaku bahwa la mencintaimu “.

Ya Allah bangkitkanlah dari antara kami dan anak cucu kami Miqdad-miqdad pahlawan, pejuang dan pembela Agama-Mu

*Ibroh yang bisa kita ambil dari perjalanan Miqdad Bin ‘Amr :*
1. Dalam memperjuangkan tegaknya Dien islam setiap diri wajib memiliki semangat yang kuat, karena itulah bahan bakar perjuangan, semangat yg tak hanya terpendam dalam hati tetapi sampai terwujud dalam ucapan dan tindakan. Hingga dampaknya bukan hanya membangkitkan semangat beramal sholeh dalam diri saja, melainkan terbangkitkannya juga semangat beramal sholeh dalam barisannya.

2. Keimanan yang kuat di topang dengan semangat yang berkobar melahirkan keberanian dan semangat rela berkorban dalam berjuang menegakan kalimat Alloh dimuka bumi tanpa ada rasa gentar sedikitpun.

3. Aqidah yang menghujam, Hati yang bersih dan fikiran yang jernih akan melahirkan langkah-langkah yang bijaksana, setiap kebijakannya akan melahirkan kebajikan. Dia akan mengenal Robb Nya, mengenal dirinya, mengenal kelebihan dan kelemahannya sehingga dalam langkahnya akan senantiasa proporsional, tidak tergesa2 dan berhati-hati dalam mengambil keputusan, jangan sampai keluar dari orientasi Alloh minded, Rosul Minded, Dien Islam Minded

4. Kecintaan kepada Alloh, RosulNya dan Dien Islam yang sangat besar melahirkan pribadi2 yang memiliki cita2 tinggi, yakni tegaknya aturan Alloh, Rosullnya dan Dien Islam dimuka bumi, yang pada langkahnya tidak hanya sebatas ungkapan kata2 belaka tetapi lebih jauh lagi mampu melahirkan tanggung jawab untuk membela, memperjuangkan, melindungi bahkan rela mengorbankan dirinya untuk kejayaan dan kemulyaan apa2 yang dicita2kannya.

Semoga kita termasuk orang yang mampu mengambil pelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari2. Aamiin Yaa Rabbal’Alamiin

8.Mu’adz bin jabal

*Semalam bersama 60 sahabat Rosul*

8.Mu’adz bin jabal : Cendekiawan muslim yang paling tahu halal dan haram

Tatkala Rasulullah mengambil bai’at dari orang-orang Anshar pada perjanjian ‘Aqabah yang kedua, di antara para utusan yang terdiri atas 70 orang itu terdapat seorang anak muda dengan wajah berseri, pandangan menarik dan gigi putih berkilat serta memikat perhatian dengan sikap dan ketenangannya. Dan jika bicara maka orang yang melihat akan tambah terpesona karenanya, dia Mu’adz bin Jabal
hingga ia termasuk Assabiqunal Awwalun

Rasulullah saw. dengan sabdanya: “Ummatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu’adz bin Jabal”.

Ketika Rasulullah hendak mengirimnya ke Yaman, lebih dulu ditanyainya:

“Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, hai Mu’adz?” “Kitabullah”, ujar Mu’adz. “Bagaimana jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?”, tanya Rasulullah pula. “Saya putus dengan Sunnah Rasul” ujar Mu’adz. “Jika tidak kamu temui dalam Sunnah Rasulullah?” “Saya pergunakan fikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan berlaku sia-sia”. Maka berseri-serilah wajah Rasulullah, sabdanya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridlai oleh Rasulullah.. “.

Suatu hari di awal pemerintahan Khalifah Umar, ia masuk mesjid bersama beberapa orang shahabat, katanya:

“Maka duduklah saya pada suatu majlis yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih, masing-masing menyebutkan sebuah Hadits yang mereka terima dari Rasulullah saw. Pada halaqah atau lingkaran itu ada seorang anak muda yang amat tampan — hitam manis warna kulitnya, bersih, manis tutur katanya dan termuda usianya di antara mereka. Jika pada mereka terdapat keraguan tentang suatu Hadits, mereka tanyakan kepada anak muda itu yang segera memberikan fatwanya, dan ia tak hendak berbicara kecuali bila diminta.. Dan tatkala majlis itu berakhir, saya dekati anak muda itu dan saya tanyakan siapa namanya. Ujarnya: “Saya adalah Mu’adz bin Jabal”.

Dalam pada itu Abu Muslim al-Khaulani bercerita pula:

“Saya masuk ke masjid Hamah, kiranya saya dapati segolongan orang-orang tua sedang duduk dan di tengah-tengah mereka ada seorang anak muda yang berkilat-kilat giginya. Anak muda itu diam tak buka suara. Tetapi bila orang-orang itu merasa raga tentang sesuatu masalah, mereka berpaling dan bertanya kepadanya. Kepada teman karibku saya bertanya: “Siapakah orang ini?” “Itulah dia Mu’adz bin Jabal”, ujarnya,

Shahar bin Hausyab tidak ketinggalan memberikan ulasan, katanya:

“Bila para. shahabat berbicara sedang di antara mereka hadir ‘Mu’adz bin Jabal, tentulah mereka akan sama meminta pendapatnya karena kewibawaannya.. ”

Dan Amirul Mu’minin Umar r.a. sendiri sering meminta pendapat dan buah fikirannya. Bahkan dalam salah satu peristiwa di mana ia memanfaatkan pendapat dan keahliannya dalam hukum, Umar pernah berkata: “Kalau tidaklah berkat Mu’adz bin Jabal, akan celakalah Umar!”

Ia meninggal dunia di masa pemerintahan Umar, sedang usianya belum lagi 33 tahun..

Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu’adz kembali ke Yaman. Umar tahu bahwa Mu’adz telah menjadi seorang yang kaya raya, maka diusulkan Umar kepada khalifah agar kekayaannya itu dibagi dua. Tanpa menunggu jawaban Abu Bakar, Umar segera pergi ke rumah Mu’adz dan mengemukakan masalah tersebut.

Usul Umar ditolaknya dan alasan yang dikemukakannya dipatahkannya dengan alasan, Umar berpaling dan meninggalkannya..

Esok harinya Mu’adz pergi ke rumah Umar. Umar dirangkul dan dipeluknya, seraya berkata:

“Malam tadi saya bermimpi masuk kolam yang penuh dengan air, hingga saya cemas akan tenggelam. Untunglah anda datang, hai Umar dan menyelamatkan saya! “
---------------------------------------------------
Kemudian bersama-sama mereka datang kepada Abu Bakar, dan Mu’adz meminta kepada khalifah untuk mengambil seperdua hartanya.

Mu’adz pindah ke Syria sebagai guru dan ahli hukum. Dan tatkala Abu Ubaidah — amir atau gubernur militer di sana  serta shahabat karib Mu’adz meninggal dunia, ia diangkat oleh Amirul Mu’minin Umar sebagai penggantinya di Syria. Tetapi hanya beberapa bulan saja ia memegang jabatan itu, ia dipanggil Allah.

Sebelum menghembuskan nafasnya yang akhir, Umar pernah ditanyai orang: “Bagaimana jika anda tetapkan pengganti anda?” artinya anda pilih sendiri orang yang akan menjadi khalifah itu, lalu kami bai’at dan menyetujuinya … ‘ Maka ujar Umar: “Seandainya Mu’adz bin Jabal masih hidup, tentu saya angkat ia sebagai khalifah, dan kemudian bila saya menghadap Allah ‘Azza wa Jalla dan ditanya tentang pengangkatannya: Siapa yang kamu angkat menjadi pemimpin bagi ummat manusia, maka akan saya jawab: Saya angkat Mu’adz bin Jabal setelah mendengar Nabi bersabda: Mu’adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari qiamat“

Ujar Mu adz: Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi.. Dan tiada satu langkah pun yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada akan diiringi lagi dengan langkah lainnya.. 

“Waspadalah akan tergelincirnya orang yang berilmu! Dan kenalilah kebenaran itu dengan kebenaran pula, karena kebenaran itu mempunyai cahaya … !

Pada suatu hari salah seorang Muslim meminta kepadanya agar diberi pelajaran.

—  Apakah anda sedia mematuhinya bila saya ajarkan? tanya Mu’adz.—  Sungguh, saya amat berharap akan mentaati anda! ujar orang itu. Maka kata Mu’adz kepadanya:

“Shaum dan berbukalah … ! Lakukanlah shalat dan tidurlah …!

Menurut Mu’adz, ilmu itu ialah mengenal dan beramal, katanya: “Pelajarilah segala ilmu yang kalian sukai, tetapi Allah tidak akan memberi kalian manfa’at dengan ilmu itu sebelum kalian meng’amalkannya lebih dulu … !”

Sekarang tibalah ajalnya, Mu’adz dipanggil menghadap Allah . . . . Dan dalam sakaratul maut,
Dan pada saat-saat itu Mu’adz pun mengucapkan perkataan yang menyingkapkan dirinya sebagai seorang Mu’min besar. Sambil matanya menatap ke arah langit, Mu’adz munajat kepada Allah yang Maha Pengasih, katanya:

“Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan air sungai atau menanam kayu-kayuan.. tetapi hanyalah untuk menutup hawa di kala panas, dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaatan”.

Hikmah pelajaran Mu’adz bin jabal :
1. Cendekiawan muslim
2. Wawasan nya luas..
3. Dapat membedakan yang halal dan haram
4. Ilmu bukan hanya utk pengetahuan, tapi harus diamalkan
5. Iman yang kuat pada Alloh sehingga memandang dunia hanya utk tempat bernaung saja tidak berlebihan

Sekian..  Jazakalloh khoiron katsiron semoga bermanfaat :)

08. Arqam bin Abil Arqam

Assalamu’alaikum wr wb..
Pada sharing sahabat kali ini, saya akan coba mengenalkan sahabat Arqam bin abul arqom kepada ikhwan sekalian. Sahabat ini memang tidak sepopuler Bilal, Ammar maupun Ali. Tapi pada kisahnya terkandung banyak hikmah pelajaran yang bisa diambil..

Biografi Arqam bin Abil Arqam

Nama Asli Arqam adalah Abdu Manaf bin Asad bin Abdullah bin Amr bin Makhzum. Ia dipanggil Abu Abdillah dan tinggal di Makkah.

Kehidupan jahiliyah adalah kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai macam kemusyrikan. Masyarakat yang hidup di masa itu mengalami berbagai macam kedzaliman. Sehingga kehidupan mereka dipenuhi dengan banyak keburukan.

Orang orang kuat menindas yang lemah, orang kaya menghina dan merendahkan orang miskin, terjadi pembunuhan karena masalah masalah kecil dan tidak jelas. Kemudian muncullah cahaya Islam untuk menerangi bangsa Arab yang hidup dalam kegelapan jahiliyah dan menjadi rahmat bagi semua manusia di muka bumi. Allah mengutus Muhammad sebagai RasulNya.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam diutus untuk mengeluarkan manusia dari jalan yang gelap gulita menuju cahaya keimanan yang terang. Nabi shalallahu alaihi wassalam mulai mendakwahkan ajaran Islam ini kepada penduduk Makkah.
Beliau memulai dengan mengajak keluarganya, teman teman dekatnya di masa jahiliyah dan orang orang penting dari suku Quraisy. Sahabat dekat beliau Abu Bakar, orang pertama yang menerima ajaran Islam.

Abu Bakar pun mulai mendakwahkan Islam kepada para sahabatnya. Beliau mengajak Utsman, Thalhah, Zubair, Saad bin Abi Waqash. Mereka semua juga ikut masuk Islam. Sahabat yang lain yang diajak Abu Bakar adalah Arqam bin Abil Arqam. Mereka berdua menjadi sahabat sudah lama sebelum datangnya Islam. Maka ketika Abu Bakar mengajaknya masuk Islam, tanpa ada keraguan sedikitpun dalam hatinya, dia langsung masuk Islam.

Arqam bin Abil Arqam al Makhzumy adalah sahabat yang memeluk Islam pada hari hari pertama didakwahkannya Islam, bersamaan dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, Bilal bin Rabah, Abu Salamah dan yang lainnya. Mereka disebut As Sabiqunal Awwalun, mereka telah dijamin memperoleh keridhoan Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat At Taubah ayat 100 yang maknanya memperoleh jaminan masuk surga.

Ketika kaum Quraisy makin meningkatkan penyiksaan kepada para pemeluk Islam, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memerintahkan para sahabat untuk menyembunyikan keIslaman mereka termasuk segala aktivitas ibadah. Seperti berdakwah, menyebarkan agama Islam dan lain sebagainya.

Madrasah Pertama dalam Islam, Rumah Arqam yang Diberkahi
Kisah ini merupakan keutamaan sendiri bagi sahabat Arqam bin Abil Arqam. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memutuskan memilih tempat tinggalnya sebagai tempat berkumpul beliau dan para sahabat dalam menyebarkan Islam. Hal itu disebabkan karena tempatnya agak terpencil di atas bukit Shafa, sehingga lebih aman dari gangguan kafir Makkah Quraisy.

Saat itu orang orang Quraisy benar-benar tidak mengetahui tempat itu dan tidak akan mengira bahwa rumah Arqam sebagai tempat berkumpulnya Rasulullah dan para sahabat. Jika kaum musyrikin Makkah mengetahuinya maka bisa berbahaya.

Dari sinilah rumah Arqam dijuluki sebagai madrasah pertama bagi kaum muslimin untuk mempelajari ilmu-ilmu Islam dari Rasulullah shalalallahu alaihi wassalam. Mereka yang baru masuk Islam berbondong bondong datang ke sana. Sahabat-sahabat yang datang ke rumah Arqam adalah sahabat yang masih kecil atau yang sudah dewasa.

Seperti budak Bilal bin Rabbah, Ammar beserta keluarganya dan juga sahabat dari kalangan yang terpandang dan terhormat seperti Abu Bakar, Utsman, Ali dan yang lainnya. Mereka semua berkumpul dengan tujuan yang sama, yakni mempelajari dengan dalam apa yang dibawa Rasulullah shalalallahu alaihi wassalam.

Rasulullah mendidik dan membentuk jiwa-jiwa yang tangguh dalam berdakwah dan membela Islam. Terhitung ada 40 sahabat yang aktif hadir di rumah Arqam, dari yang termuda usia 8 tahun hingga yang berusia 50 tahun seperti Ubaidah bin Harits.

Ketika Hamzah bin Abdul Muthalib memeluk Islam, yang disusul oleh Umar bin Khattab, tiga hari kemudian kegiatan ibadah dan pengajaran mulai bisa dilaksanakan di luar rumah Arqam, termasuk halaman masjidil haram. Kaum muslimin lebih berani, karena adanya paman nabi Hamzah dan Umar.

Meskipun demikian rumah Arqam tetap menjadi tempat pertemuan Rasulullah untuk memberikan pengajaran Islam. Subhanaallah, lihatlah betapa berkahnya rumah beliau. Di mana Rasulullah shalallahu alaihi wassalam masih tetap mengunjungi rumahnya meskipun tidak sesering sebelumnya.

Nah, maka akan timbul pertanyaan dalam hati, "mengapa rumah Arqam yang dijadikan sebagai tempat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dalam memulai berdakwah?" Setidaknya ada tiga alasan:

Ketika Arqam masuk Islam tidak ada kaum musyrikin yang tahu.Arqam berasal dari suku Makhzum yang merupakan musuh keluarga besar Rasulullah shalallahu alaihi wassalam (suku Hasyim) pada masa jahiliyah. Sehingga kaum kafir tidak mencurigainya.Dan yang ketiga, Arqam masuk Islam dalam usia masih sangat muda, antara16 tahun, sehingga kaum Quraisy tidak curiga jika nabi berkumpul di rumah anak muda.

Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bahwa memilih rumah Arqam sebagai Madrasah pertama itu pilihan yang benar dan tepat. Itulah ketajaman firasat nabi Muhammad dalam menentukan serta memutuskan sesuatu.

Perintah Hijrah dari Rasulullah kepada Kaum MuslimiN

Pada awal munculnya Islam, kaum muslimin mengalami banyak tekanan dan siksaan dari kaum Quraisy, namun mereka tetap tegar dan teguh memegang agama Islam bahkan menambah keimanan mereka.

Kondisi seperti ini membuat Rasulullah prihatin dengan keadaan mereka, terutama dari kalangan orang lemah yang tidak memiliki perlindungan, seperti Bilal, keluarga Ammar dan lainnya. Maka Rasulullah pun berusaha melakukan upaya perlindungan kepada kaum muslimin yang lemah.

Akhirnya nabi mengijinkan kaum muslimin untuk hijrah ke Habasyah demi melindungi jiwa dan agama mereka yang tertindas di Makkah. Arqam bin Abil Arqam juga ikut serta dalam hijrah ke Habasyah. Tapi setelah kaum muslimin pulang dari Habasyah, kaum musyrikin masih saja menyiksa kaum muslimin di Makkah, maka tiba saatnya Rasulullah shalalallahu alaihi wassalam mengijinkan semuanya hijrah ke Madinah untuk menjaga agama Islam dan bebas berdakwah di sana tanpa tekanan dan siksaan.

Setelah hijrah ke Madinah, Arqam dipersaudarakan dengan Zaid bin Sahl. Beliaupun merasakan ketentraman yang luar biasa di Madinah, karena ibadahnya tidak diganggu dan dihalangi lagi oleh kaum musyrikin Makkah. Kaum Anshar sangat memuliakan saudara-saudara seiman mereka yang datang dari Makkah. Mereka menjadikan kaum Muhajirin seperti saudara kandung mereka sendiri.

Ketaatan Arqam bin Abil Arqam Terhadap Rasulullah
Tidak diragukan lagi, Arqam adalah sahabat yang sangat taat kepada nabi. Mungkin cerita di bawah ini sudah cukup dijadikan bukti atas ketaatan Arqam kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam:

Pada suatu hari, Arqam menyiapakan perbekalan untuk perjalanan ke Baitul Maqdis. Kemudian dia menemui Rasulullah shalallahu alaihi wassalam untuk berpamitan. Maka Rasulullah bersabda kepadanya, "Apa yang membuatmu hendak melakukan perjalanan ini wahai Abu Abdillah? Apakah suatu keperluan ataukah perniagaan?"

Arqam menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya ingin shalat di baitul Maqdis."

Rasulullah bersabda, "Shalat di masjidku ini lebih baik daripada seribu shalat di masjid lain kecuali masjidil Haram."

Arqam pun kembali ke rumahnya dengan penuh ketaatan melaksanakan perintah Rasulullah. Arqam pun kembali beribadah seperti biasanya di Madinah. Padahal sebelumnya ia sudah menyiapkan barang-barang atau perbekalan untuk perjalanan. Subhanaallah..
Kisah Arqam bin Abil Arqam dalam Peperangan
Sebagaimana as-Sabiqunal Awwalun lainnya, Arqam bin Abil Arqam selalu bertempur dengan gagah berani, melawan kaum musyrikin yang maju menyerangnya. Setelah terjadi pertempuran dahsyat, maka korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Beliau selalu mengikuti perang bersama Rasulullah dan sahabat lainnya, seperti perang Badar perang Uhud atau perang besar lainnya bersama nabi.
Kisah Wafatnya Sahabat Nabi Arqam bin Abil Arqam
Arqam terus berjihad di jalan Allah baik dengan harta, jiwa dan waktunya hingga ia sakit di zaman khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan. Tatkala dia merasa ajalnya telah dekat, dia berwasiat agar Saad bin Abi Waqash yang menyalatinya. Tidak lama berselang, Arqam meninggal. Tapi kebetulan waktu itu Saad bin Abi Waqash sedang tida berada di Madinah.

Ketika itu Marwan bin al Hakam gubernur Madinah ingin menyalatinya, tetapi Ubaidillah bin Arqam menolaknya. Marwan berkata,

"Apakah jenazah sahabat Rasulullah akan ditahan hanya karena seorang yang tidak hadir?" Abdullah bin Arqam menolak siapapun yang menyalatinya sampai Saad bin abi waqash datang.

Arqam bin abil Arqam dimakamkan di Aqiq pada tahun 55 H. Ia meninggal pada usia 80 tahun lebih. Semoga Allah meridhainya dan membalas jasanya terhadap Islam dan umat Islam dengan sebaik baik balasan.

Subhanaallah, Allahuakbar. Itulah kisah Arqam bin Abil Arqam yang mulia, penuh hikmah dan penuh ibrah.
Semoga kita semua bisa meneladani beliau di dalam mewujudkan cinta kepada Alloh, rosulNya dan dien Islam.
Wallohu ‘Alam bi Showab, Wassalamu’alaikum wr wb..

07. Suhaib bin Sinan

Assalamu’alaikum wr wb..
Pada sharing sahabat kali ini, saya akan coba mengenalkan sahabat Suhaib bin Sinan kepada ikhwan sekalian. Sahabat ini memang tidak sepopuler Bilal, Ammar maupun Ali. Tapi pada kisahnya terkandung banyak hikmah pelajaran yang bisa diambil..
Sejarah hidupnya berliku. Dilahirkan dalam lingkungan yang penuh kesenangan dan kemewahan karena ayahnya adalah seorang pejabat dari kerajaan Persia, salah satu kerajaan terbesar dunia ketika itu. Namun karena penyerangan yang dilakukan oleh bangsa Romawi kepada Persia, beberapa orang menjadi tawanan dan menjadi budak yang diperjualbelikan. Dan begitulah, Suhaib bin Sinan kecil ikut menjadi salah satu budak yang diperjual belikan. Tumbuh besar di lingkungan Romawi bahkan logat bicaranya pun menjadi logat bicara orang Romawi. Perjalanan panjangnya sebagai budak yang diperjual belikan, atas izin Alloh Suhaib bin Sinan sampai ke kota Mekkah.
Walaupun menjadi budak, kecerdasan, kerajinan, dan kejujuran Suhaib tidaklah berkurang. Hal inilah yang menjadikan majikannya senang sampai majikannya mau untuk memerdekakannya dan diberikan kesempatan untuk berniaga bersama majikannya. Dari perniagaan ini, Suhaib bin Sinan beroleh kesuksesan yang menjadikannya salahsatu hartawan di kota Mekkah..
Ketika Nabi Muhammad dibangkitkan, tertariklah hati Suhaib untuk mendengarkan langsung apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Keislamannya berbarengan dengan keislaman Ammar bin Yasir. Yaitu ketika keduanya saling bertemu di muka pintu rumah Arqom untuk bersama-sama mendengarkan apa yang dibawa oleh Muhammad. Hidayah Alloh menerangi hatinya dan Suhaib dengan penuh kesadaran menjadi pengikut Nabi Muhammad. Begitulah, Suhaib termasuk golongan yang mula masuk Islam dengan penuh kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya.
Kesadaran yang tinggi dan kecintaan Suhaib kepada Rosululoh dan Dien Islam dari Suhaib ini, bisa dilihat dari kata-katanya:
““Tiada suatu perjuangan bersenjata yang diterjuni Rosululloh SAW, kecuali pastilah aku menyertainya ….
Dan tiada suatu bai’at yang dijalaninya, kecuali tentulah aku menghadirinya ….
Dan tiada suatu pasukan bersenjata yang dikirimnya kecuali aku termasuk sebagai anggota rombongannya..
Dan tidak pernah belian bertempur baik di masa-masa perrtama Islam atau di masa-masa akhir, kecuali aku berada di sebelah kanan atau di sebelah kirinya ….
Dan kalau ada sesuatu yang dikhawatirkan Kaum Muslimin di hadapan mereka pasti aku akan menyerbu paling depan, demikian pula kalau ada yang dicemaskan di belakang mereka, pasti aku akan mundur ke belakang….
Serta aku tidak sudi sama sekali membiarkan Rosululloh SAW saw berada dalam jangkauan musuh sampai ia kembali menemui ALLOH SWT.”

Pembuktian keimanan Suhaib bin Sinan ini mencapai puncaknya ketika Suhaib melepas seluruh apa yang ia miliki, ketika beliau berhijrah dari Mekah ke Madinah.
Ketika Rosululloh SAW hendak pergi hijrah, Shuhaib mengetahuinya, dan menurut rencana ia akan menjadi orang ketiga dalam hijrah tersebut, di samping Rosululloh SAW dan Abu Bakar …. Tetapi orang-
orang Quraisy telah mengatur persiapan di malam harinya untuk mencegah kepindahan Rosululloh SAW.
Shuhaib terjebak dalam salah satu perangkap mereka, hingga terhalang untuk hijrah untuk sementara waktu, sementara Rosululloh SAW dengan shahabatnya berhasil meloloskan diri atas barkah ALLOH SWT Ta’ala.
Shuhaib berusaha menolak tuduhan Quraisy dengan jalan bersilat lidah, hingga ketika mereka lengah ia naik ke punggung untanya, lalu dipacunya hewan itu dengan sekencang-kencangnya menuju Sahara luas. Tetapi Quraisy mengirim pemburu-pemburu mereka untuk menyusulnya dan usaha itu hampir berhasil. Tapi demi Shuhaib melihat dan berhadapan dengan mereka ia berseru katanya:
“Hai orang-orang Quraisy! Kalian sama mengetahui bahwa saya adalah ahli panah yang paling mahir . 
. . . Demi ALLOH SWT, kalian takkan berhasil mendekati diriku, sebelum saya lepaskan semua anak panah yang berada dalam kantong ini, dan setelah itu akan menggunakan pedang untuk menebas kalian, sampai 
senjata di tanganku habis semua! Nah, majulah ke sini kalau kalian berani … Tetapi kalau kalian setuju, saya akan tunjukkan tempat penyimpanan harta bendaku, asal saja kalian membiarkan daku … !
Mereka sama tertarik dengan tawaran terakhir itu, dan setuju menerima hartanya sebagai imbalan dirinya, kata mereka: “Memang, dahulu waktu kamu datang kepada kami, kamu adalah seorang miskin lagi papa. Sekarang hartamu menjadi banyak di tengah-tengah kami hingga melimpah ruah. Lalu kami hendak membawa pergi bersamamu semua harta kekayaan itu … ? Shuhaib menunjukkan tempat disembunyikan hartanya itu, hingga mereka membiarkannya pergi sedang mereka kembali ke Mekah.

Shuhaib melanjutkan lagi perjalanan hijrahnya seorang diri tetapi berbahagia, hingga akhirnya berhasil menyusul Rosululloh SAW saw. Di Quba. Waktu itu Rosululloh SAW sedang duduk dikelilingi oleh 
beberapa orang shahabat, ketika dengan tidak diduga Shuhaib mengucapkan salamnya. Dan demi Rosululloh SAW melihatnya, beliau berseru dengan gembira:
“Beruntung perdaganganmu, hat Abu Yahya! Beruntung perdaganganmu, hai Abu Yahya!”
Dan ketika itu juga turunlah ayat: “Dan di antara manusia ada yang sedia menebus dirinya demi mengharapkan keridlaan ALLOH SWT, dan ALLOH SWT Maha penyantun terhadap hamba-hambaNya!
(Q.S.2 al-Baqarah:207)

Keistimewaan Suhaib bin Sinan yang menonjol terletak pada kedermawanannya. Baginya harta bukanlah sesuatu yang harus dicintai secara berlebihan. Suhaib tidak segan memberikan seluruh apa yang dimilikinya untuk saudara-saudara seimannya yang membutuhkan. Suhaib melakukan itu tentu bukan karena nafsunya, tapi semata-mata hendak memenuhi firman Alloh SWT: Dan diberihannya makanan yang disukainva kepada orang miskin, anak yatim dan orang tawanan. (Q.S.76 ad-Dahr:8)

Keistimewaan Suhaib bin Sinan ini memperoleh tempat tersendiri di hati Khalifah Umar bin Khattab. Bahkan sang amirul mukminin menunjuk Suhaib sebagai imam sholat sembari menunggu khalifah yang baru yang akan menggantikan khalifah Umar. Pesan khalifah Umar dan  kata-kata akhirnya kepada para shahabat, katanya: “Hendaklah Shuhaib menjadi imam Kaum Muslimin dalam shalat … ! “

Demikian kisah Suhaib bin Sinan, salah satu sahabat Rosululloh yang terbaik karena kesolehannya. Walaupun di awal kedatangannya di tanah Mekkah adalah sebagai budak. Kesolehan dan kecintaannya kepada Alloh, rosulNya dan dien Islam telah menghantarkannya kepada derajat yang tertinggi di hadapan Alloh. Semoga kita semua bisa meneladani beliau di dalam mewujudkan cinta kepada Alloh, rosulNya dan dien Islam.
Wallohu ‘Alam bi Showab, Wassalamu’alaikum wr wb..

06. SAAD BIN ABI WAQQASH

Singa Yang Menyembunyikan Kukunya

Saad Bin Abi Waqqas , kakeknya ialah Uhaib, putra dari Manaf yang menjadi paman dari aminah ibunda dari Rosululloh SAW.

Sa'ad masuk islam selagi berusia 17 thn, dan salah seorang diantara tiga orang yang paling dahulu masuk islam.

Keistimewaan yang dimiliki Sa'ad
1. dialah yg mula-mula melepaskan panah dalam membela Dien Alloh dan juga org yg mula-mula terlena anak panah.

2. Bahwa dia merupakan satu-satunya org yg dijamin oleh Rosulloh SAW dengan jaminan kedua orang tua beliau. Bersabdahlah Rosululloh SAW di waktu perang Uhud
" Panahlah hai Sa'ad ! Ibu bapakku menjadi jaminan bagimu. . ."

Sa'ad termasuk seorang kesatria berkuda Arab dan Muslimin yg paling berani. Ia mempunyai dua macam senjata yang amat ampuh panahnyah dan doanya. Jika ia memanah musuh dalam peperangan, pastilah akan mengenai sasarannya dan jika ia menyampaikan permohonan kepada Alloh SWT pastilah dikabulkan - Nya.

Hal itu disebabkan doa Rosulloh SAW juga bagi peribadinyah.

Doa Sa'ad bagai pedang yang tajam. Ia tak hendak berdoa bagi kerugian seseorang , kecuali dengan menyerahkan urusannya kepada Alloh.

Peristiwa yang diriwayatkan oleh Amir Bin Sa'ad

" Sa'ad mendengar seorang laki -laki memaki Ali, Thalha dan Zubair. Ketika dilarangnya ,org itu tak hendak menurut , maka katanya:" walau begitu saya doakan kamu kepada Alloh "
Ujar laki-laki itu : " rupanya kamu hendak menakut-nakuti aku, seolah-olah kamu adalah seorang Nabi"

Maka Sa'ad pun pergi wudhu dan shalat dua rakaat. Lalu diangkatnya kedua tangannyah " Ya Alloh SWT kiranya menurut ilmu Mu laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang beroleh kebaikan dari -Mu, maka mohon dijadikan hal itu sebagai pertanda dan suatu pelajaran"
Tidak lama kemudian , tiba-tiba dari suatu pekarangan rumah, muncul seekor unta liar dan tanpa dapat dibendung masuk kedalam lingkungan org banyak seolah-olah ada yg dicarinya. Lalu diterjangnyah laki-laki tadi dan dibawanya ke bawah kakinya, serta beberapa lama menjadi bukan-bulanan injakan dan sepakannya hingga akhirnya tewas menemui ajalnyah. ."

Kenyataan ini pertama kali mengungkapkan kebeningan jiwa, kebenaran iman dan keikhlasannya yang mendalam. Begitu pula Sa'ad , jiwanya adalah jiwa yang merdeka ,keyakinan yg keras yg membaja serta keikhlasannya dalam dan tidak bernoda.

Dan untuk menopang ketakwaanya ia selalu memakan yang halal dan menolak dengan keras setiap dirham yg mengandung subhat.

Dalam kehidupan akhirnya Sa'ad termasuk kaum Muslimin yg kaya dan berharta. Waktu wafat, ia meninggalkan kelayaan yg tidak sedikit. Tapi biasanya harta banyak serta halal jarang sekali dapat terhimpun, maka ditangan Sa'ad hal itu telah terjadi. Ia dilimpahi harta banyak yg baik dan yg halal sekaligus.

Di samping itu ia dapat dijadikan maha guru juga dalam soal membersihkan harta. Dan kemampuannya dalam mengumpulkan harta dari barang bersih lagi halal, diimbangi,diatasi oleh kesanggupan menafkahkannya di jalan Alloh SWT.

Ketika Hajji Wada , Sa'ad ikut bersama Rosululloh SAW. Kebetulan ia jatuh sakit , maka Rosululloh datang menengoknyah.

Tanya Sa'ad "Wahai Rosululloh , saya punya harta dan ahli waris ku hanya seorang putri saja. Bolehkah saya shodaqohkan 2/3 hartaku? "Tidak " jawab Nabi.
"Kalau begitu separohnyah ?" Tanya Sa'ad pula. "Jangan" ujar Nabi.
" jadi 1/3 nya? "Benar" ujar Nabi, dan 1/3 itu pun sudah banyak , lebih baik anda meninggalkan ahli waris falam keadaan mampu daripada membiarkannya dalam keadaan miskin dan menadahkan tangannya kepada org lain. Dan setiap nafkah yg anda keluarkan dengan mengharapkan keridhoan  Alloh SWT pastilah akan diberi ganjaran, walau sesuap makan yg anda taruh di mulut istri anda"

Beberapa lama Sa'ad hanya mempunyai seorang puteri. Tetapi setelah peristiwa di atas, ia beroleh lagi beberapa org putera. Karena takutnya kepada Alloh SWT, Sa'ad sering menangis. Jika didengarnya Rosululloh berpidato dan menasehati umat, air matanya bercucuran hingga membasahi haribaannya. Ia adalah seorang sahabat yg diberi nikmat taufik dan diterima ibadahnyah.

Pada suatu hari ketika Rosullulloh sedang duduk-duduk bersama para sahabatnyah, tiba-tiba beliau menatap dan menajamkan pandangannyah ke arah ufuk bagai seorang yang sedang menunggu bisikan atau kata-kata rahasia. Kemudian beliau menoleh kepada para sahabat, sabdanya: " sekarang akan muncul di hadapan tuan-tuan seorang lelaki penduduk surga".

Para sahabatnyapun nengok kiri dan kanan dan kesetiap arah untuk melihat siapakah kiranya org berbahagia dan beruntung beroleh raufik dan karunia itu. Dan tidak lama antarannya

Munculah di hadapan mereka Sa'ad Bin Abi Waqqash.

Selang beberapa lama Abdullah bin Amr bin Ash  datang kepadanyah meminta jasa baiknyah dan mendesak agar menunjukkan kepadanya jenis ibadat dan amalan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT, yg menyebabkan berhak menerima ganjaran tersebut yg telah diberitakannya sehingga menjadi daya tarik untuk mengerjakannya:

Maka ujar Sa'ad :" tak lebih dari amal ibadat yg biasa kita kerjakan, hanya saja saya tak pernah menaruh dendam atau niat jahat terhadap seorang pun diantara kaum Muslimin.

Nah itulah dia "singa yg selalu menyembunyikan kukunyah " yg diungkapkan oleh Abdurrahman bin Auf.

Dan inilah tokoh yg dipilih Umar untuk memimpin pertempuran Qadisiyah yg dasyat itu. Kenap memilihnya untuk melaksanakan tugas yg paling rumit yg sefang dihapi islam dan kaum Muslimin.

- ia adalah org yg maqbul doanya, jika ia memohon diberi kemenangan oleh Alloh SWT, pastilah akan dikabulkan -Nya.

- Ia seorang yg hati-hati dalam makan, terpelihara lisan dan suci hatinyah.

- salah seorang anggota pasukan berkuda di perang Badar. ,perang Uhud , pendeknya di setiap perjuangan bersenjata yg diikutinyah bersama Rosululloh SAW
- Dan satu lagi yg tak dapat dilupakan oleh Umar, suatu keistimewaan yg tak dapat diabaikan harga, nilai dan kepentingannya, serta harus dimiliki oleh orang yg hendak melakukan tugas penting, yaitu kekuatan dan ketebalan iman.

Umar tidak lupa akan kisah Sa'ad dengan ibunya sewaktu ia masuk Islam dan mengikuti Rosululloh , ketika itu segala usaha ibunya untuk membendung dan menghalangi puteranya dari Dien Alloh mengalami kegagalan.

Wanita itu menyatakan akan mogok makan dan minum, sampai Sa'ad bersedia kembali ke Dien nenek moyang dan kaumnyah. Rencana itu dilaksanakannya dengan tekad yg luar biasa, ia tak hendak menjamah makanan atau minuman hingga hampir menemui ajalnyah.

Tetapi Sa'ad tidak terpengaruh oleh hal tersebut, bahkan ia tetap pada pendiriannyah, ia tak hendak menjual Dien dan keimanannya dengan sesuatu apa pun, walau dengan nyawa ibunya sekalipun.

"Demi alloh , ketahuilah wahai ibunda seandainya bunda mempunyai 100 nyawa , lalu ia keluar satu per satu , tidaklah anak handa akan meninggalkan Dien ini walau ditebus dengan apapun juga. Maka terserahlah kepada bunda , aakah bunda akan makan atau tidak"

Akhirnya ibunya mundur teratur, dan turunlah wahyu

31/15
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Saat Sa'ad dikirim oleh Amirul Mu'minin untuk mengahalau pasukan Persi.

Dan kedua paaukan itu un bertemu. Tetapi belum, mereka belum lagi bertempur. Di sana Sa'ad masih menunggu bimbingan dan pengarahan dari Amirul Mu'minin Umar . . .Di bawah ini tertera surat Umar yg memerintahkannya segera berangkat ke Qadisyah, yang merupakan pintu gerbang memasuki Persi, ditancapkannya dalam hatinya kalimat berharga yg semuanya merupakan petunjuk dan Cahaya:

" Wahai Sa'ad bin Wuhaib! Janganlah anda terperdaya di hadapan Alloh SWT, mentang - mentang dikatakan kepada anda adalah paman dan sahabat Rosululloh SAW! Sungguh, tak ada hubungan keluarga antara seseorang dengan Alloh , sedang mereka hamba-Nya, mereka berlebih berkurang dalam kesehatan, dan akan beroleh karunia yg tersedia di sisi Alloh SWT dengan ketaatan. Maka perhatikanlah segala sesuatu yg pernah anda lihat pada Rosululloh SAW . Semenjak ia diutus sampai meninggalkan kita dan pegang teguhlah , karena itulah yg harus diikuti!

Kemudian katanya pula
"Tulislah kepada ku segala hal ikhwal tian-tuan bagaimana kedudukan tuan-tuan . . Terangkan sejelas2 nyah, hingga seolah-olah aku menyaksikannya sendiri keadaan tuan-tuan."

Sa'ad pun menulis surat kepada Amirul Mu'minin dan menuliskan segala sesuatu, hingga hampir saja diterangkannya tempat dan posisi tiap perajurit secara terperinci.

Baik kekuatan maupun kedudukannya sebagai pemimpin, tidak mampu mempengaruhi dan memperdayakan dirinya untuk mengandalkan pendapatnyah semata. Tetapi ia selalu menghubungi Amirul Mu'minin di Madinah yg jaraknyah demikian jauh, dengan mengirimnyah sepucuk surat setiap hari untuk bermusyawarah dan bertukar pendapat, padahal pertempuran besar itu telah hampir berkecamuk.

Suaranya yg berwibawa, penuh dengan kemauan  Dan semangat baja menyebabkan masig-masing perajurit itu berubah menjadi kesatuan yang utuh. Maka berjatuhanlah tentara Persi , bagai lalat-lalat yg berkaparan dan rubuhlag bersama mereka keberhalaan dan pemujaan api.

Kemudian sisa-sisa musuh tunggang langgang melarikan diri. Mereka di kejar tentara islam sampai pada akhirnya semua sisa tennyara Persi ini terhimpun di kota-kota Mada-in saja.

Sa'ad menyadari bahwa situasi medan dan nusim menguntungkan pihak penentang islam, karena antara pasukannya dan Madain terbentang sungai Tigris yg sangat lebar. Keimanan Sa'ad dan kepekatan hatinya akan nampak menonjol ketika menghadapi bahaya, hingga dapat menghadapi barang mustahil berkat keberanian yg luar biasa.

Ketika Sa'ad mencapai usia lanjut dan tibalah saat yerjadinya fitnah besar dan Sa'ad tak hendak mencampurinyah bahkan kepada keluarga, dan putra-putranya dipesankan dipesankan agar tidak menyampaikan suatu berita apa pun mengenai hal itu padanya.

Dan tatkala akhirnyah khilafah itu jatuh ke tangan Mu'awiyah dan kendali kekuasaan tergenggam  dalam tangannya, ditanyakan kepada Sa'ad
"Kenapa ands tidsk ikut berperang dipihak kami?"
Sa'ad menjawab sebagai berikut
"Saya tak hendak memerangi seorang lelaki - maksudnya Ali - yg mengenainya Rosululloh SAW pernah bersabdah :

Engkau disamping ku, tak ubahnyah seperti kedudukan Harun di samping Musa, tetapi engkau bukan Nabi tak ada lagi nabi sesudah Ku"

Suatu hari pada tahun 54 H , yakni ketika usia Sa'ad lebih dari 80 thn , ia sedang berada di rumahnyah di Aqiq , sedang bersiap-siap menemui Alloh SWT

Dengan membawa kenang-kenangan yg paling manis dan mengharukan , yg telah menghubungkan dengan Dien Islam dan mempertemukan dengan Rosul -Nya

. . .itulah sebabnyah ia memberi isyarat ke arah peti simpanannya, yg ketika mereka buka dan keluarkan isinyah, ternyata sehelai kain tua yg telah usang dan lapuk. Disuruhnya keluarganya mengafani mayatnyah nanti dengan kain itu katanyah:

" telah kuhadapi org-org musrik waktu perang Badar dengan memakai kain itu dan telah kusimpan kain itu sekian lama untuk keperluan sampai pada hari ini"

Memang kain usang yg telah lapuk itu tak dapat dianggap sebagai kain biasa . Ia adalah panji-panji yg senantiasa berkibar di puncak kehidupan tinggi dan panjang yang dilalui pemiliknyah dengan lulus dan beriman serta gagah berani.

Selamat jalan wahai Sa'ad
Selamat jalan wahai pahlawan Qadisiyah , pembebas Madain dan pemadam api pujaan di Persi untuk selama-lamanya.

Sesuatu yg menonjol pada
Sa'ad Bin Abi Waqqash

1.doa nya yg selalu diijabah oleh Alloh karena kebeningan jiwa, kebenaran iman, dan keikhlasannya yg mendalam.

2. Selalu memakan yg halal dan menolak dengan keras dirham yg mengandung subhat, terpelihara lisan dan suci hatinyah

3. Kemampuannya dalam mengumpulkan harta dari barang bersih dan halal,di imbangi dengan kesangupan menafkahkan hartanya di jalan alloh

4. Sangat takut kepada Alloh.

5. Ia adalah org yg diberikan taufik dan diterima ibadahnyah.

6. Tak pernah menaruh dendam atau niat jahat terhadap seorang pun diantara kaum Muslimin

7. Keyakinannya yg teguh kepada dien islam dan rosululloh.

8. Ketika mengambil keputusan selalu berkonsultasi dulu dengan Amirul Mu'minin

9. Suarnya yg berwibawa, penuh dengan kemauan dan semangat baja menyebakan perajuritnya bersatu.