Gelar yang disandang Rosulullah sebagi manusia, sebagai
Nabi, sebagai Rosul, Ulul Azmi minarrusul, uswatun hasana dan pembawa rahmatan
lil ‘alamin, tak pelak lagi menjadikan belai sebagai makhluk paling mulia yang
pernah diciptakan Allah. Karena posisinya yang sangat “strategis”. Allah
mendesain sekaligus memandu sejarah kehidupan belaiau sedemikian rupa sarat
dengan dinamika pembelajaran.
Sebagai wujud nyata dari gelar uswatun hasana dan rahmatan
lil alamin. Hampir semua aspek dan fungsi kehidupan manusia pernah pula beliau
jalani. Hebatnya, dalam setiap aspek kenyataan ini, sangat beralasan bila
setiap ucapan (al-hadits) dan gerak-gerik (as-sunnah) beliau terus diabadikan. Bahkan,
keduanya juga dijadikan standar perilaku setiap muslim hingga akhir zaman. Berkaitan
dengan hal diatas, Rosulullah pernah bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR. Bukhari).
Pengertian rahmatan, kata “rahmatan” kata bahasa arab yaitu “rohima”
yang dimasdarkan menjadi “rahmatan” yang artinya kasih sayang. Pengertian lil’alamin,
kata “Al-alamin” adalah kata bahasa Arab yaitu “alam” yang dijama’kan menjadi “alamin”
yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat
dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks
rahman adalah bersifat amma kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga
orang-orang non muslim mempunyai hak kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah
yang hanya diberikan kepada orang islam. Jadi rahim itu adalah Khushushon lil
Muslimin. Apabila ajaran Islam dilakukan secara benar, rahman dan rahim Allah
akan turun smuanya.
Dengan demikian berlaku hokum Sunnatullah. Baik muslim
maupun non muslim kalau dirinya melakukan hal-hal yang diperlukan kerahmanan,
maka dia akan mendapatkan hasilnya. Kendati dirinya seorang muslim tetapi jika
tidak melkukan ikhtiar kerahmanan, maka dia tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan
kata lain, karunia rahman itu berlaku hokum kopetitif. Misalnya orang islam
tidak melkukan kegiatan belajar maka tidak bisa dan tidak akan menjadi pintar. Sementara
orang yuang melakukan ikhtia kerahmanan meski dia non muslim mereka akan
menjdapatkan pengetahuan. Maka yang dimaksud dengan rahmatan lil’alamin adalah kehadirannya
diotengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam.
Nabi Muhammad diutus ke dunia untuk membawa misi rohmatan
lil ‘alamin. Rosulullah sebagai sosok yang seharusnya ditiru dan dicontoh oleh
kita semua, hal ini dibuktikan beliau ketika menyebarkan islam sebagai agama
yang penuh kasih sayang. Kata rohmat memiliki arti “kelembutan yang terpadu
dengan rasa iba” atau dengan kata lain rahmat dapat diartika dengan kasih
sayang, cinta damai, itula nilai positif alinnya yang tersirat dari kalimat “rahmatan
lil ‘alamin”.
Silaturahim yang diajarkan rosulullah merupakan wujud dari
cinta, apapun dan bagaimanapun sikap kasar kepada pribadi beliau dari yang dida’wahi,
beliau tidak membalasnya dengan perlakuan yang sama, beliau memberi contoh perlakuan
buruk dibalas dengan perlakuan yang baik dan kata-kata yang baik, beliau tidak
memutuskan silaturahim, sehingga bergitu pentingnyua silaturahim ini Rosulullah
bersabda : Sesungguhnya rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di
dalamnya ada seorang pemutus silaturahim (HR. Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar