Laman

Terima dan berusaha

Bismillah...
Dalam hidup ini tidak ada orang yang menemukan keadaan yang pas benar dengan apa yang diinginkannya. Karena manusia masing-masing punya nafsu yang inginnya terpenuhi atas maunya sendiri. Sepanjang itulah manusia akan menghadapi berbagai konflik batin. Konflik pikiran dan perasaannya. Baik dengan dirinya, keluarganya dan lingkungannya.
Seorang mumin adalah orang yang selalu berusaha untuk tetap sehat dan bisa menjaga kesehatan lahir bathin. Sekali-kali kurang sehat/sakit adalah hal yang lumrah-lumrah saja. Namanya juga manusia, bukan malaikat. Kalau sakit yang ringan-ringan saja, misal kena flu, obatnya cukup makan minum, tidur secukupnya. Dalam hitungan hari, bisa sembuh lagi. Tapi kalau sakitnya terus-terusan, bisa masuk ke dalam penyakit berat/kronis. Ini yang namanya penyakit berbahaya. Apabila tidak diobati secara serius, bisa mematikan.
Penyakit aqidah adalah penyakit ketidak percayaan pada Allah dan rasul-Nya. Ini penyakit yang sangat berbahaya, yang ditumbuhkembangkan oleh iblis/syetan agar orang beriman mati aqidahnya, tidak terasa lagi yang namanya dosa. Penyakit ini seperti kanker. Bisa mematikan. Namanya penyakit sakitnya pasti rasanya serba tidak enak, tidak nyaman, selalu gelisah, resah. Tapi orang yang sehat jasmani dan rohani makan dengan apapun asal halal pasti enak. Tidur di alas apapun, asal aman pasti nyenyak.
Orang beriman yang benar pasti akan sehat dan berusaha untuk tetap sehat karena dirinya memiliki keyakinan bahwa Allah maha tahu akan ciptaannya. Allah yang menetapkan dan mengatur segala sesuatunya, pasti tidak salah. Allah tidak pernah menganiaya hambanya. Manusia hanya berharap dan berusaha dengan cara yang benar, namun Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hambanya. Jika iman yang tertanam di hati ini benar, tentu dirinya akan selalu sadar bahwa sebagai hamba akan merasakan hadirnya Allah sebagai pencipta, pemilik penguasa dirinya akan menuntut dirinya untuk selalu berbuat apa yang disukai olehnya.
Saat dirinya terbujuk nafsu, dengan segera sadar bahwa semua kebaikan maupun keburukan selalu dicatat malaikat. Karena itu seorang mu’min akan takut berbuat khianat. Berbuat amalnya tidak semau-maunya, tetapi mengikuti pemegang tolak ukur kebenaran amal, yaitu Rasulullah.
Saat dimana seseorang memegang nilai wahyu, yang membuat jelas hitam putih persoalan, maka seorang mu’min tidak ragu lagi untuk mengambil sikap yang seharusnya dipilih. Jalani segalanya atas dasar petunjuk Allah dan Rasul-Nya dengan penuh kepercayaan, kesabaran dan ketawakkalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar