Laman

04. Bilal bin Rabbah

#*MENJELANG FAJAR DENGAN KISAH SAHABAT*#

Bilal, siapakah gerangan sosok Bilal ini, tentunya tak perlu ditanyakan lagi.. Anda akan dapat menanyakan kepada setiap anak yang masih merangkak pada Sekolah dasarnya; baik di Mesir, Pakistan, Indonesia, Cina.. di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia … di Irak, Syria, Turki, Iran dan Sudan... di Tunisia, Aljazair, dan Maroko… pendeknya di seluruh permukaan bumi yang didiami oleh Kaum Muslimin…. anda akan dapat menanyakan kepada setiap remaja Islam: "Siapakah Bilal itu, wahai buyung?" Tentulah akan keluar jawabannya yang lancar: "Ia adalah muaddzin Rasul. Asalnya seorang budak, yang disiksa oleh tuannya dengan batu panas, agar ia meninggalkan Islam, tetapi jawabnya: _"Ahad.. Ahad.. Alloh Yang Maha Tunggal... Alloh Yang Maha Tunggal…!_

Dan setelah anda lihat keabadian yang telah dianugerahkan Islam kepada Bilal... , bahwa sebelum Islam, Bilal ini tidak lebih dari seorang budak belian; yang menggembalakan unta milik tuannya dengan imbalan dua genggam kurma! Tanpa Islam, pastilah ia takkan luput dari kenistaan perbudakan —sampai maut datang merenggutnya - dilupakan begitu saja bagai tak ada bekas jejaknya…. Tetapi kebenaran iman dan keagungan Agama yang diyakini-nya telah meluangkan baginya dalam suatu kedudukan tinggi pada deretan tokoh-tokoh Islam dan orang-orang sucinya...! Kehitaman warna kulit; kerendahan kasta dan bangsa, serta kehinaan dirinya di antara manusia selama itu sebagai budak belian, sekali-kali tidaklah menutup pintu baginya untuk menempati kedudukan tinggi yang dirintis oleh kebenaran, keyakinan, kesucian dan kesungguhannya setelah ia memasuki Agama Islam.

Corak kepahlawanan apakah, dan bentuk kebesaran manakah yang ditonjolkan oleh ketiga kata-kata ini, _Bilal bin Rabah..._? Ia seorang Habsyi dari golongan orang berkulit hitam. Taqdir telah membawa nasibnya menjadi budak dari Bani Jumah di kota Mekah, karena ibunya salah seorang hamba sahaya mereka. Kehidupannya tidak berbeda dengan budak biasa. Hari-harinya berlalu secara rutin tapi gersang, tidak memiliki sesuatu pada hari itu, tidak pula menaruh harapan pada hari esok.

Dan berita-berita mengenai Muhammad saw. telah mulai sampai ke telinganya, yakni ketika orang-orang di Mekah menyampaikan-nya dari mulut ke mulut. Juga ketika mendengar obrolan majikannya bersama tetamunya; terutama majikannya Umayah bin khdaf, salah seorang pemuka Bani Jumah.

Lamalah sudah didengarnya Umayah ketika membicarakan Rasulullah; mengeluarkan kata-kata
berbisa; penuh dengan rasa amarah, tuduhan dan kebencian. Dan didengar pula oleh Bilal, perihal agama yg dibawanya, yg bagi pandangan Bilal adalah suatu agama yg membawa sifat-sifat yang baru, berbeda dengan yg ada dari sudut pandang lingkungan di mana ia tinggal. Sebagaimana juga di antara ucapan-ucapan yang keras penuh ancaman itu, tapi pula kedengaran olehnya pengakuan mereka akan kemuliaan Muhammad saw., tentang kejujuran dan keterpercayaannya…

Benar, didengarnya mereka ta‘jub dan keheranan terhadap ajaran yang dibawa oleh Muhammad saw.! Sebagian mereka mengatakan kepada yang lain: "Tidak pernah Muhammad saw. berdusta atau menjadi tukang sihir... tidak pula sinting atau berubah akal... , walau kita terpaksa menuduhnya demikian, demi untuk membendung orang-orang yang berlomba-omba memasuki Agamanya! " Didengarnya pula mereka berbisik-bisik mengenai sebab yang mendorong mereka menentang dan memusuhinya, yaitu: pertama kesetiaan mereka terhadap kepercayaan yang diwariskan nenek moyangnya; dan kedua kekhawatiran merosotnya kemuliaan Quraisy.

Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat Nur Ilahi dan mendengar imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci murni. Maka ia mendapatkan Rasulullah saw. dan menyatakan keislamannya. Dan tidak lama antaranya, berita rahasia keislaman Bilal terungkaplah …. dan beredar di antara kepala tuan-tuannya dari Bani Jumah, yakni kepala-kepala yang selama ini ditiup oleh kesombongan dan ditindih oleh kecongkakan... ! Maka setan-setan di muka bumi tampillah bermunculan dan bersarang dalam dada Umayah bin Khalaf, yang menganggap keislaman seorang hambanya sebagai tamparan pahit yang menghina dan menjatuhkan kehormatan mereka semua …. Apa... ? Budak mereka orang Habsyi itu masuk Islam dan menjadi pengikut
Muhammad... ?

Pada suatu ketika, di tengah hari bulat; waktu padang pasir berganti rupa menjadi neraka jahannam, mereka membawanya ke luar, lalu melemparkannya ke pasir yang bagai menyala dalam keadaan telanjang, kemudian beberapa orang laki-laki mengangkat batu besar panas laksana bara, dan menjatuhkannya ke atas tubuh dan dadanya …. Siksaan kejam dan biadab ini mereka ulangi setiap hari, hingga karena dahsyatnya lunaklah hati beberapa orang di antara algojo-algojo yang menaruh kasihan kepadanya. Mereka berjanji dan bersedia melepaskannya asal saja ia mau menyebut nama tuhan-tuhan mereka secara baik-baik walau dengan sepatah kata sekalipun — tak usah lebih — yang akan menjaga nama baik mereka di mata umum, hingga tidak menjadi buah pembicaraan bagi orang-orang Quraisy bahwa mereka telah mengalah dan bertekuk lutut kepada seorang budak yang gigih dan keras kepala. Memang, ditolaknya mengucapkan hal itu, dan sebagai gantinya diulang-ulanglah senandungnya yang abadi: "_Ahad.. Ahad.. Alloh Yang Maha Tunggal... Alloh Yang Maha Tunggal…!_"

Waktu pagi hampir berlalu, waktu dhuhur dekat menjelang, dan Bilal pun dibawa orang ke padang pasir, tetapi tetap shabar dan tabah, tenang tak tergoyah. Sementara mereka menyiksanya, tiba-tiba datanglah Abu Bakar Shiddiq, serunya: "Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan bahwa Tuhanku ialah Allah?" Kemudian katanya kepada Umayah bin Khalaf: "Terimalah ini untuk tebusannya, lebih tinggi dari harganya, dan bebaskan ia … !" Bagai orang yang hampir tenggelam, tiba-tiba diselamatkan oleh sampan penolong, demikianlah halnya Umayah saat itu; hatinya lega dan merasa amat beruntung demi didengarnya Abu Bakar hendak menebus budaknya. la telah berputus asa akan dapat menundukkan Bilal.

Setelah Rasulullah saw. bersama Kaum Muslimin hijrah dan menetap di Madinah, beliau pun mensyari‘atkan adzan untuk melakukan shalat. Maka siapakah kiranya yang akan menjadi muaddzin untuk shalat itu sebanyak lima kali dalam sehari semalam... yang suara takbir dan
tahlilnya akan berkumandang ke seluruh pelosok … ? Ialah Bilal . . . , yang telah menyerukan: "_Ahad.. Ahad.. Alloh Yang Maha Tunggal... Alloh Yang Maha Tunggal…!_"  semenjak 13 tahun yang lalu, sementara siksaan membantai dan menyelai tubuhnya. Pada hari itu pilihan Rasulullah jatuh atas dirinya sebagai muaddzin pertama dalam Islam. Dan dengan suaranya yang merdu dan empuk diisinya hati dengan keimanan dan telinga dengan keharuan, sementara seruannya menggemakan:

"_Allahu Akbar.. Allahu Akbar..__
_Allahu Akbar … Allahu Akbar_
_Asyhadu allailaha illallah_
_Asyhadu allailaha illallah_
_Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah _
_Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah _
_Hayya 'alas shalah_
_Hayya 'alas shalah_
_Hayya 'alal falah_
_Hayya 'alal falah_
_Allahu Akbar... Allahu Akbar_
_La ilaha illallah..._ "

Antara Kaum Muslimin dan tentara Quraisy yang datang menyerang Madinah terjadi peperangan... Pertempuran berkecamuk dengan amat sengit dan dahsyat, sementara Bilal maju dan menerjang dalam perang pertama yang diterjuni Islam itu, yaitu Badar..., yang sebagai semboyannya dititahkan oleh Rasulullah menggunakan ucapan: "_Ahad..! Ahad..!_"

Mendengar barisan Kaum Muslimin maju bergerak dengan semboyannya: "_Ahad..! Ahad..!_", maka jantung Umayah pun bagai tercabut dari urat akarnya dan rasa takut mengancam dirinya... Kalimat yang kemarin diulang-ulang oleh hambanya di bawah tekanan siksa dan dera, sekarang telah menjadi semboyan dari suatu Agama secara utuh, dan dari suatu ummat yang baru secara keseluruhan.. "_Ahad..! Ahad..!_" Demikianlah dan dengan kecepatan seperti ini..., serta pertumbuhan yang demikian besar … ? Singkat cerita, dalam peperangan itu Umayah tewas setelah terciduk tentara Muslimin dengan Bilal ada diantaranya.

Perjalanan hidup Bilal dilalui dengan penuh kemuliaan, dari peperangan ke peperangan, hingga ketika penaklukan Mekkah, Bilal menemani Rasul memasuki Kabah, dan mendapat perintah mengumandangkan azan disana, untuk kisah perjalanan yang lebih komplit, maka bacalah buku _*Karakteristik 60 Sahabat*_.

Akhir masa hidup Bilal dihabiskan di Syira, disitulah Bilal mengumandangkan azan nya yg terakhir.. ketika itu Umar sebagai Amirul Mu‘minin datang ke Syria. Orang-orang menggunakan kesempatan tersebut dengan memohon kepada khalifah untuk meminta Bilal menjadi muaddzin bagi satu shalat saja. Amirul Mu‘minin memanggil Bilal; ketika waktu shalat telah tiba, maka dimintanya ia menjadi muaddzin. Bilal pun, naik ke menara dan adzanlah.... . Shahabat shahabat yang pernah mendapati Rasulullah di waktu Bilal menjadi muaddzinnya sama-sama menangis mencucurkan air mata, yang tak pernah mereka lakukan selama ini …

*IBROH:*
# Raihlah Kemerdekaan yg Hakiki dengan memurnikan ketaatan hanya pada Alloh, dengan bertauhid yg sebenar-benarnya di dalam Dien Islam
# Raihlah kemuliaan dengan keimanan yang sepenuhnya, keteguhan menghadapi ujian dan cobaan, kesungguhan membela tauhid, semangat membara dalam berjihad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar